Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Ekektifkah Pedidikan Musik di Bangku Sekolah?

Sangat Positif memang, jika kita melihat perkembangan pelajaran seni di Indonesia. Terutama jika kita menilik anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMU. Hal ini tentu berpengaruh baik karena seni bisa masuk dalam kurikulum Pendidikan di Indonsia. Tapi... Saya akan cerita setikit pengalaman saya selama mengajar. Pada  suatu saat saya dipanggil orangtua murid, murid saya pada waktu itu kelas 6SD, saya ditugasi untuk membantu nya berlatih bermain bass (walaupun saya adalah gitaris, pengajar gitar), ini dikarena disekolahnya diadakan sebuah perlombaan antar kelas dimana tiap kelas mewajibkan membentuk sebuah band yang nanti nya memainkan 2 lagu pop wajib. Dilain murid, murid saya yang pada saat itu kelas 2 SMP meminta bantuan saya untuk meng aransemen lagu. Yang pada saat itu saya sarankan lagu daerah diaransemen memasukkan unsur rock n roll. Dan hal ini tidak terjadi satu kali, saya sering membatunya bahkan hingga band nya menjadi yang terbaik di SMP, dan mewakili SMP nya unt

Memilih Pick up Gitar atau Bass yang Tepat

Seperti biasa siang itu saya mengajar privat gitar di daerah selatan kota jogja. Walaupun hari itu panas, saya tetap bersemangat. Sebelum memulai belajar gitar, murid saya menanyakan tentang bass. Sebenarnya murid saya ini tidak hanya belajar gitar, tapi juga belajar bass disuatu lembaga. Lucunya, dia lebih dikenal bassis daripada gitaris, padahal dia sendiri lebih menguasai gitar. Hal ini dikarenakan dalam bandnya tidak memiliki gitaris dan dia yang berinisiatif untuk bermain bass. "Pick up itu apa mas?", tanyanya "pick up itu ibarat microphone (mic)", jawab saya Saya sebenarnya jadi penasaran kenapa mendadak dia menanyakan tentang pick up. Sebelumnya dia menanyakan rekomendasi tentang bass, bass apa yang sebaiknya dia beli, yang seperti apa suaranya. "kata guru bass saya, bass nya boleh apa aja yang penting pickup nya bagus", kata murid saya menjelakan. Saya jadi teringat banyak sekali gitaris yang men-"dewa"kan pickup. "kalau mau

Gitar Akustik Seri Bajigur

Pagi itu seperti biasanya saya duduk-duduk di ruang tamu ditemani dengan secangkir kopi hangat. Matahari yang cerah menerpa lantai teras yang hangat nya terasa hingga ke ruang tamu. Sisa udara malam yang dingin bercampur dengan sinar nya matahari yang hangat benar-benar membuat pagi yang sempurna. Tidak hanya itu, banyak hal yang membuatnya lebih sempurna bagiku. Kumainkan gitar akustikku satu dua lagu, suaranya padat, utuh, crunchy, dan yang membuatku heran adalah menyentuh hati, bukan karena saya memainkan karya masterpiece gran valsnya tarrega ataupun all you need is lovenya the beatles. Kusandarkan kembali gitarku dikursi, kupandangi, dan kembali kumainkan, dan ini membuatku tersenyum. Saya jadi teringat pertama kali memesannya pada seorang luthier lokal (Yogyakarta), Pak Hadi namanya. "mas, saya ada kayu bagus", pak hadi menawarkan "kayu apa pak?" jawab saya "kayu spruce mas" sambil menunjukkan 2 pasang kayu spruce bookmark (1 kayu yang dibelah

Bagaimana Mencintai Pekerjaan Anda sebagai Musisi?

Musisi? ya, di Indonesia sendiri mungkin banyak yang beranggapan pekerjaan sebagai musisi "bukan" sebuah profesi. Banyak juga yang memilih bekerja sebagai pekerjaan kantoran. Tidak salah memang jika orang memilih bekerja sebagai karyawan. Namun maksud saya disini adalah tidak sedikit pula para karyawan, atau pebisnis yang suka bermusik, atau kebalikannya seorang musisi yang berbisnis (seperti saya :-P). Di jaman sekarang orang bilang hidup makin berat makin banyak persaingan dan kadang ada yang menilai suatu pekerjaan dari gengsinya. Seberapa besar gengsi anda dipertaruhkan? berapa pendapatan yang anda raih dari profesi anda dan bla bla bla...masih banyak pertanyaan lain. Well, mungkin tidak seekstrim itu. Saya pernah membaca artikel disuatu majalah yang membahas tentang musik, majalah ini ditujukan untuk para pengajar musik pada khususnya. Disalah satu artikelnya ditulis oleh seorang wanita yang mengaku dirinya sebagai Musisi (pianis) dan penulis. Disini saya kagum kar

Bagaimana membuat lagu soundtrack

Anda mencoba membuat, menciptakan, menggubah lagu? Berapa banyak lagu anda? Pada awalnya anda mungkin merasa kesulitan, namun tidak heran juga banyak yang mengatakan mudah. Namun bagaimana jika anda membuat lagu soundtrack? Apa lagu soundtrack itu? Ada yang mengatakan itu lagu yang diciptakan untuk sebuah film, atau lagu yang digunakan dalam film. Jadi Anda melihat sebuah movie, dan membayangkan sebuah adegan, disesuaikan dengan mood dari movie tersebut dan membuat melodynya. Ada beberapa sutradara film yang memilih lagu yang sudah jadi dan mejadikan lagu tersebut sebagai soundtrack di movienya. Seperti dalam film Across The Universe, yang diambil dari lagu karya The beatles. Dalam film tersebut sang sutradara mendengarkan banyak karya the beatles, dan memilih beberapa lagu dari the beatles untuk dijadikan soundtrack dalam movienya. Dikarenakan juga movie tersebut berjenis musikal, sang sutradara melihat dalam sudut pandang yang berbeda dalam memahami sebuah lagu. Menurut saya, s

Bagaimana Saya Menciptakan Lagu Klasik

Mungkin kurang tepat juga jika saya mengatakan menciptakan musik klasik, sedangkan musik klasik dan lagu klasik disini juga bisa diartikan berbeda. Musik klasik sendiri sebenarnya musik yang dibuat pada era tahun1750an keatas, atau sekitar tahun itu. Sedangkan sebelumnya adalah musik Baroque, dan musik ranaissance. Setelah tahun itu disebut musik Romantic, dan kontemporer. Namun dikalangan umum dan orang awam sendiri juga membingungkan, musik yang ada sekarang mereka menyebutnya dengan musik jaman sekarang, pop, rock, blues atau jazz. Sedangkan musik jaman bahula disebut dengan musik klasik. Pernah suatu kali murid saya yang belajar gitar akustik dengan saya bercerita tentang temannya, bahwa temannya bisa memainkan gitar dengan baik, musik pop yang dimaksud, namun ada yang kurang kata dia, temannya itu ditantang untuk memainkan musik pop menjadi musik klasik, yang dimaksud tentu saja memainkannya dengan gaya klasik. Memainkan gaya klasik disini berarti, memadukan ritem, bass dan me

Kenapa Anda Bisa Gagal Belajar Gitar

Anda mungkin pernah merasa gagal, belajar gitar dengan guru di lembaga ini dan itu bahkan les privat gitar dengan guru datang kerumah. Merasa tidak berbakat, dan bla bla bla. Merasa itu bukan bidangnya, terlalu susah atau apapun alasannya. Berikut beberapa pengalaman mengajar saya. Dimana saya fokus les privat gitar. Murid saya, sebut saja si A, belajar gitar privat dengan saya dari nol. Jadi si A sama sekali belum pernah belajar gitar sedikit pun. Pada saat itu usianya belum ada 12 tahun. Cukup lama dia belajar gitar dengan saya. Saya perhatikan si A ini tidak punya sejarah keluarga yang bisa main musik. Dan saya perhatikan si A juga agak keras kepala. Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan pada teknik namun lebih sering dia abaikan. Lalu ada murid saya yang lain, sebut dia si B. Usianya kurang lebih 13 tahun pada saat pertama kali les privat dengan saya. Belajar gitar akustik privat dengan saya. Dari keluarganya (ayah) ada yang bisa memainkan alat musik. Dalam sesi mengajar deng

Apa itu Musik Minor?

Akhir-akhir ini cuaca sangat panas seperti berada dalam gurun pasir. Biasanya sepanas ini akan turun hujan. Namun sudah berhari-hari tidak hujan. Di udara yang sepertinya saya jadi merasa sangat gerah terkadang dongkol sendiri, walaupun sebenarnya itu tidak perlu. Seperti perasaan bahagia dan sedih, hal yang berlawanan namun bisa jadi sebuah pilihan. Kadang kita juga tidak bisa menghindari perasaan dongkol, sedih, marah ini. Tapi tidak semua orang sedang marah-marah atau bersedih sekarang ini. Tentu saja kita akan memilih keceriaan. Kebahagian, itulah yang kita cari, bukan kesedihan. Namun apa daya, jika ada kebahagiaan pastinya akan ada kesedihan. Maka jika ada mayor diciptakan lah minor. Mereka seperti perlambang atau juga perwakilan dari kebahagian dan kesedihan. Musik itu sendiri yang bisa merupakan gambaran batin dari sang komposernya. Melalui jalan kehidupan yang dilalui komposernya, dia tuangkan dalam bentuk sebuah lagu. Namun bisa juga musik itu terbentuk dari sebuah sudut pa

Anak 12 Tahun Mengatakan Musik Indonesia Adalah....

Seperti biasa hari sabtu sore saya ada jadwal mengajar les privat gitar di daerah selatan jogja. Murid saya ini sudah belajar gitar dengan saya cukup lama sejak dia berusia 10 tahunan. Saat ini dia mengambil les gitar akustik dengan saya. Pertemuan saya dengannya seperti biasa, saya mengajarinya teknik-teknik gitar diawal sesi dan dilanjutkan dengan memainkan lagu. Saat ini dia sudah masuk materi gitar grade 3 dimana keseluruhan ada 4 grade dan jika dibutuhkan saya tambah menjadi 5 grade. Saya perhatikan dia agak kesulitan dalam memainkan teknik-teknik gitar. Seperti kebanyakan anak-anak yang lain, mereka ingin memainkan lagu-lagu yang dengan teknik sederhana, atau memainkan iringan lagunya saja. Sering saya menekankan kepada mereka, dibalik lagu-lagu yang dimainkan itu ada teknik-teknik dasar yang harus dikuasai, dan lagu adalah aplikasi dari teknik-teknik tersebut. Sore itu dia mulai sesi dengan teknik-teknik, karena dia sudah grade 3 yang sudah saat nya untuk melatih “speed”, sel

LesPaul atau Telecaster

Sudah lama saya tidak update, berhubung minggu-minggu kemarin saya banyak yang diurus :-). Kembali ke blog ini saya jadi teringat akan gitar-gitar saya. Terutama gitar elektrik. Dan saya masih ingat sekali gitar elektrik pertama saya tahun 2003 dimana waktu itu saya serius sekali dalam belajar gitar elektrik yaitu gitar elektrik dengan bentuk Gibson SG, tentu saja gitar lokal yang saya beli dengan harga Rp. 900.000,-. Sangat murah yaa :-)) dibandingkan dengan gibson yang harganya bisa diatas Rp. 30 juta. Mungkin anda juga pernah berpikir untuk mempunyai atau membeli gitar elektrik. Banyak sekali model gitar elektrik yang dijual dipasaran. Tentunya beda bentuk dan beda merk, beda suara juga. Tapi disini saya hanya membahas lespaul dan telecaster saja. Gitar kedua yang saya punya saya pesan dengan seorang Luthier (pengrajin gitar) Jogja yang sudah sangat berpengalaman, salah satu yang terbaik, salah satu karyanya sebuah gitar fender stratocaster seri voodoo nya hendrix masuk museum Jim

Ada Yang Aneh Dengan Rahmat Raharjo, Dan itu....

Anda tau Rahmat Raharjo kan? Beliau salah satu virtuoso gitar klasik di Indonesia. Selain itu beliau juga seorang dosen di ISI (Institute Seni Indonesia). Bisa dibilang saya beruntung bisa bertemu dengan beliau, berbincang-bincang. Ini berawal ketika saya ingin mendengarkan hasil mixing lagu baru band saya dojihatori, saya lupa itu ditahun berapa, mungkin kira-kira sekitar tahun 2007. Dojihatori merekam semua materinya di sebuah studio rekording kecil, atau lebih tepatnya home rekording, yang kebetulan juga operatornya suka dengan musik kami. Mas Nono pemilik studio tersebut, beliau juga seorang dosen di ISI, design interior. Siang itu saya dan teman satu band janjian dengan mas Nono untuk mendengarkan hasil mixing. Sampai di studio mas nono ternyata sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Melipat ini itu, dan banyak cd case dimana-dimana, dilantai terbujur cover-cover untuk CD yang belum terpotong. “Lagi ngerjain apa mas? Tak bantu mas”. Sambil mangambil cover yang sudah terpotong dan

Bagaimana Saya Membuat Band

Ok, pada awalnya saya tidak dengan sengaja membuat band. Tapi disinilah kuncinya. Saat ini saya banyak sekali menemui band-band baru yang luar biasa. Banyak yang keren-keren tapi banyak juga yang tidak, itu hanya opini saya. Band-band baru tersebut berlomba-lomba dalam artian mereka membuat band dengan harapan ingin seperti band pujaannya. Tidak ada yang salah dengan ini. Banyak juga band-band yang baru berdiri, lalu langsung membuat lagu merekamnya dan memberikan pada radio sebagai demo. Saya juga dulu melakukkannya namun dengan jalan yang berbeda, saya tidak tau mengapa, hampir rata-rata band baru seperti itu. Atau hanya perasaan saya saja. Saya menyukai musik, belajar gitar, memainkannya, dan suatu waktu ada teman saya yang mengajak untuk nge-band. Ini membuat saya bersemangat tentunya, saya bergabung, memainkan semua lagu yang saya tau, waktu itu saya baru bisa memainkan ritem. Tapi tetap saja sangatlah menyenangkan. Dan sewaktu saya masuk ke dalam lingkungan SMA saya bertemu ba

Inspirasi dalam Belajar Gitar

Joe Satriani Salah Satu Inspirasi Banyak Gitaris Ini tengah malam, entah mengapa mendadak saya tersadar dari kegitan membaca saya dan langsung menyalakan laptop. Ada sesuatu yang ingin saya bagikan dengan Anda. Sore ini saya pergi ke toko buku. Saya membaca hampir semua judul buku sepanjang mata saya memandang, terkecuali buku-buku yang terpajang berdiri berderet, kepala saya tidak cukup lihai dan luwes untuk memiringkan kapala untuk sekian lama. Satu jam berlalu dan ahirnya saya memutuskan untuk membeli beberapa buku, saya bawa ke kasir, membayarnya, memasangkan sampul dan tidak lama kemudian saya sudah berada di ruang tamu rumah saya, yang seperti biasa tampak berantakan yang dipenuhi dengan instrumen gitar-gitar, bass gitar bahkan drum diberbagai sudut ruangan. Tentu saja disitu banyak gitar, berhubung saya seorang musisi dan juga seorang pengajar gitar dan sudah mengajar lebih dari 9 tahun. Namun sore itu saja tidak tertarik untuk memainkan gitar saya atau mengingat-ingat suda