Langsung ke konten utama

Anak 12 Tahun Mengatakan Musik Indonesia Adalah....

Seperti biasa hari sabtu sore saya ada jadwal mengajar les privat gitar di daerah selatan jogja. Murid saya ini sudah belajar gitar dengan saya cukup lama sejak dia berusia 10 tahunan. Saat ini dia mengambil les gitar akustik dengan saya.

Pertemuan saya dengannya seperti biasa, saya mengajarinya teknik-teknik gitar diawal sesi dan dilanjutkan dengan memainkan lagu. Saat ini dia sudah masuk materi gitar grade 3 dimana keseluruhan ada 4 grade dan jika dibutuhkan saya tambah menjadi 5 grade.

Saya perhatikan dia agak kesulitan dalam memainkan teknik-teknik gitar. Seperti kebanyakan anak-anak yang lain, mereka ingin memainkan lagu-lagu yang dengan teknik sederhana, atau memainkan iringan lagunya saja. Sering saya menekankan kepada mereka, dibalik lagu-lagu yang dimainkan itu ada teknik-teknik dasar yang harus dikuasai, dan lagu adalah aplikasi dari teknik-teknik tersebut.

Sore itu dia mulai sesi dengan teknik-teknik, karena dia sudah grade 3 yang sudah saat nya untuk melatih “speed”, selain melatih picking tangan kanan, arpegio juga ketepatan jari-jari tangan kiri dalam menekan nada yang dimainkan. Dia tampak penasaran dan gigih dalam berlatih. Dibalik ini semua kita bisa melihat etos kerja sang anak, dia merasa penasaran dan hal ini menguji ketahanan dia. Setelah berlatih teknik-teknik tersebut kita melanjutkan sesi itu dengan memainkan lagu.

Biasanya saya banyak mengambil lagu-lagu dari luar, atau lagu barat. Selain karena basic saya adalah musik-musik dari Inggris, britpop dan sejenisnya. Ini sudah lagu ke-3 yang dia pelajari di grade 3 ini. Dimana lagu-lagu yang saya ajarkan di grade 3 ini kurang lebih 5-7 lagu. Tidak seperti Grade-grade awal yang hanya memainkan 3-4 lagu “serius”.

Diselasela istirahatnya kita sedikit mengobrol tentang musik dan lagu-lagu yang kita pelajari dan ahirnya menjabar ke musik-musik yang lain. “mas, lagunya kok susah susah?” tanya dia,
“akordnya aneh-aneh” tambah dia
“masa mau ta kasi lagu yang sederhana lagi? Kan kamu sudah lewat!” timpal saya
“iya ya, ini lagunya aneh-aneh, kaya gak bisa ditebak, padahal kalo aku mainin lagu-lagu indonesia itu kok jadi mudah-mudah ya, akordnya itu-itu aja” murid saya menjelaskan.

Saya cukup terkejut mendengarkannya, karena saya tahu tidak semua musik di Indonesia hasil karya anak bangsa sesederhana itu. Sebenarnya yang dia maksud lagu-lagu yang sering tersiar di televisi, yang sering diputar diacara “inbox” dan sejenis, yang hampir semuanya memainkan musik sejenis. Bahkan saya bisa tidak betah menontonnya, hehe. Namun itulah adanya, musik Indonesia bisa saya bilang 80% memiliki jenis yang sama.

Mungkin, hanya mungkin pada ahirnya kita akan bosan dengan suguhan yang itu-itu saja, kita membutuhkan sesuatu yang berbeda, yang bisa mewakili jiwa kita masing-masing. Sebagai contoh kita makan nasi tiap hari, lauk ikan. Ada kalanya kita ingin mencoba jenis masakan lain, entah itu kentang goreng, steak, atau jenis masakan tradisonal yang berlimpah ruah di Indonesia ini. Kita sebisa mungkin tidak terpaku pada satu jenis, karena kita tidak ingin terjebak dalam kebosanan.

Kebosanan.

Pribadi masing-masing berbeda, mungkin ada persamaan, tapi pada dasar nya berbeda-beda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Kita sungguh merugi kalau hanya disatu titik. Begitu juga dengan musik alangkah baiknya jika musik Indonesia yang terekspos itu beraneka ragam banyaknya, dari musik cadas, punk, post punk, Rock, heavy metal, dark rock, Indie, Indie rock, Indie pop, Mod, RnB, Pop, Classic, Folk, Folk Rock, Folk pop, Swing, bermacam-macam jazz dan Blues. Dan musik-musik itu yang diperdengarkan masyarakat luas, mendidik telinga-telinga kita sehingga tidak jenuh dan berkembang. Musik kita menjadi tidak tertinggal dengan negara tetangga, Jepang bahkan Filipina.

Kembali ke murid saya yang sedang belajar gitar, saya memang banyak memberikan musik untuk materi les privat gitar beraneka ragam agar si murid juga melihat sisi lain jenis-jenis musik namun tetap dalam lingkup *pop*. Dan setelah mereka menghabiskan semua materi yang saya ajarkan, mereka dapat mengembangkan ke musik-musik yang benar-benar mereka sukai yang merupakan perwujudan dari jiwa mereka sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Mengakibatkan Kemampuan Bermusik Mandeg Bahkan Turun

Pernah mikir gak sih? Udah belajar gitar lama, tapi kaya gitu-gitu aja! Terus nonton permainan gitaris lain di Youtube atau Instagram, lalu beropini wah mereka itu berbakat sekali ya, dan lain-lainnya. Ujung-ujungnya (ekstremnya) merasa gak guna latihan yang dilakuin selama ini hingga berhenti main gitar. Apa sih yang sebenernya terjadi? Kita mulai dengan membandingkan dengan apa yang kita lihat. Padahal apa yang kita lihat belum tentu sebuah kebenaran. Misal kamu sedang nonton postingan orang lain yang main gitarnya keren banget di Instagram ataupun di youtube. Pastinya yang tidak terlihat dalam video itu adalah berapa lama proses dia dalam menguasai permainan gitar tersebut dan berapa kali dia harus "take" video" tersebut.  Yah walaupun take video yang hanya berdurasi semenit itu belum tentu benar-benar semenit. Bisa jadi memang semenit tapi bisa juga dia baru puas pada hasil videonya setelah puluhan take . Hal membandingkan tadi bisa jadi seperti penyakit yang tidak ...

Seberapa Besar Pengaruh Bentuk dan Ukuran Jari Dalam Bermain Gitar?

Jari saya terlalu besar mas! Jari saya terlalu kecil mas! Jari saya kurang Panjang mas! Di atas adalah sebagian "keluhan" murid-murid saya yang sedang belajar gitar dengan baik yang langsung datang ke studio ataupun yang sedang mengambil kelas gitar online. Dari pengalaman mengajar saya yang sudah lebih dari 10 tahun lebih dan menemui berbagai macam siswa dari usia 6 tahun hingga 60 tahun saya bisa menjawab singkat pertanyaan diatas yaitu seberapa besar pengaruh bentuk ukuran jari ketika belajar gitar adalah BESAR pengaruhnya. Tapi…. Tentu berpengaruh tapi tetap bisa bermain gitar, dan dalam prosesnya tentu akan ada kendala. Apa maksud dari bentuk dan ukuran? Selain Panjang dan pendeknya jari, gemuk kurusnya jari tidak bisa dipungkiri bentuk kuku dan posisinya pada jari juga berpengaruh. Akan saya jelaskan kenapa hal ini berpengaruh. Posisi terbaik menekan senar adalah dekat dengan besi fret dan posisi jari yang tegak terhadap fretboard. Posisi tegak berarti ketika jari menek...

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...