Langsung ke konten utama

Belajar Gitar 2 Tahun Tapi Tidak Ada Kemajuan? Kenapa?

Ketika seorang belajar gitar, tentu saja kalau bisa secepat mungkin. Bahkan tidak sedikit yang berharap belajar gitar intensif dalam sebulan dan berharap bulan berikutnya sudah bisa bermain gitar dengan keren.

Di sebagian kasus itu bisa saja terjadi, dan kasus yang lebih umum adalah dibutuhkan waktu lebih untuk bisa bermain gitar. Namun jika sudah hingga 2 tahun belajar gitar, tentu saja harapannya sudah berbeda dibanding dengan belajar gitar pertama kalinya.

Bisa juga setelah 2 tahun kamu sudah bisa bermain gitar, namun kamu merasa permainan gitarmu gitu-gitu aja dan meresa bahwa sepertinya kamu harus berhenti bermain gitar.

Apakah kamu pernah seperti ini?

Sebelumnya, saya harus kembali ke asal tujuan kamu bermain gitar? Karena semua akan lebih jelas dari sini. Tujuan dari bermain gitar tentu berbeda-beda tiap orang. Ada yang ingn belajar bermain gitar karena hanya ingin sekedar bisa, "kayanya sih keren kalo bisa main gitar", ini salah satu kata siswa saya. 

Ada juga yang ingin bermain gitar sehingga bisa perform acara sekolah. Ada juga yang fokus belajar gitar untuk mendapatkan sertifikat internasional. Ada juga yang ingin belajar gitar supaya bisa menjadi juara di kompetisi musik.

Ada juga yang belajar gitar ingin menjadi guru, atau bisa bermain gitar untuk bisa menghibur diri sendiri.

Dari sekian banyak tujuan belajar gitar inilah yang menjadi alasan dan titik akhir dari belajar gitar. Itu pun kalau kamu merasa belajar gitar itu ada titik akhirnya.

Tapi menurut saya, belajar gitar tidak ada kata berakhir, sama kaya pelajaran hidup. Belajar gitar itu seperti tiada akhir. Jangan salah tangkap, dan sekilas jadi mengerikan. 

Begini, secara ilmu musik belajar gitar tentu akan ada awal dan akhirnya. Terutama ketika kita berbicara tentang teknik bermain gitar. Tapi kalau kita mulai memperluas pandangan hidup kita, sepertinya tidak akan cukup untuk belajar gitar.

Permainan gitar sendiri bisa saya bagi menjadi beberapa, yaitu gitar klasik, akustik, fingerstyle dan elektrik. Dimana tiap-tiapnya memiliki gaya, teknik dan cara yang sedikit banyak berbeda. 

Kita ambil contoh yang paling umum saja yaitu belajar gitar akustik. Tekniknya sama, namun yang menarik adalah ketika dimainkan di genre tertentu, maka hal ini akan memperluas teknik bermain. Saya menyebutnya tantangan yang berbeda.

Kita tau bahwa gitar akustik bisa digunakan hampir di semua genre, dan gitaris yang menggunakan gitar akustik akan menyesuaikan dengan musik apa yang sedang dimainkan. Sedangkan genre musik sendiri bisa sangat luas, bahkan untuk jenis pop saja di era modern seperti sekarang sudah mulai melebur jenis-jenis musik lain. 

Jenis-jenis musik ini bisa dibilang yang membuat belajar gitar menjadi tidak monoton. Tapi kita kembali ke kasus jika sudah belajar gitar 2 tahun tapi tidak ada kemajuan.

Kemajuan yang seperti apa? jika kita belajar gitar tentu berlandaskan pada tujuan tadi apakah dalam dua tahun sudah tercapai atau belum. Seandainya dalam 2 tahun sudah tercapai ini berarti ada pada masa "hibernasi/bosan", perlu adanya tantangan untuk kita selalu bisa bermain lebih baik.

Yang kedua kalau dalam 2 tahun tujuan belajar gitar yang pertama kali tadi belum tercapai, maka yang kita lihat adalah kendala-kendala selama belajar gitar. Kendala-kendala ini tentu sangar bervariasi tergantung dari tiap-tiap orang.

Kendala-kendala yang ditemui saat belajar gitar ini apakah sudah ada solusinya? bisa jadi kamu harus mengambil seorang guru untuk membimbing kamu dalam proses belajar gitar, dan menentukan porsi latihan yang tepat sehingga tujuan belajar gitar tadi bisa tercapai.

Belajar gitar tentu perlu diukur. Kamu bisa mengukur saat pertama kali belajar gitar hingga 6 bulan kedepan. Setelahnya kamu bisa bandingkan ketika kamu 1 tahun bermain gitar dan 2 thaun bermain gitar.

Apakah saya ada kemajuan? Seharusnya ada, tapi jika kamu tidak bisa menentukan tujuan awal kamu belajar akan menjadi lebih susah sejauh apa kemajuan yang kamu dapat ketika belajar gitar.

Semoga bermanfaat 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yang Mengakibatkan Kemampuan Bermusik Mandeg Bahkan Turun

Pernah mikir gak sih? Udah belajar gitar lama, tapi kaya gitu-gitu aja! Terus nonton permainan gitaris lain di Youtube atau Instagram, lalu beropini wah mereka itu berbakat sekali ya, dan lain-lainnya. Ujung-ujungnya (ekstremnya) merasa gak guna latihan yang dilakuin selama ini hingga berhenti main gitar. Apa sih yang sebenernya terjadi? Kita mulai dengan membandingkan dengan apa yang kita lihat. Padahal apa yang kita lihat belum tentu sebuah kebenaran. Misal kamu sedang nonton postingan orang lain yang main gitarnya keren banget di Instagram ataupun di youtube. Pastinya yang tidak terlihat dalam video itu adalah berapa lama proses dia dalam menguasai permainan gitar tersebut dan berapa kali dia harus "take" video" tersebut.  Yah walaupun take video yang hanya berdurasi semenit itu belum tentu benar-benar semenit. Bisa jadi memang semenit tapi bisa juga dia baru puas pada hasil videonya setelah puluhan take . Hal membandingkan tadi bisa jadi seperti penyakit yang tidak ...

Seberapa Besar Pengaruh Bentuk dan Ukuran Jari Dalam Bermain Gitar?

Jari saya terlalu besar mas! Jari saya terlalu kecil mas! Jari saya kurang Panjang mas! Di atas adalah sebagian "keluhan" murid-murid saya yang sedang belajar gitar dengan baik yang langsung datang ke studio ataupun yang sedang mengambil kelas gitar online. Dari pengalaman mengajar saya yang sudah lebih dari 10 tahun lebih dan menemui berbagai macam siswa dari usia 6 tahun hingga 60 tahun saya bisa menjawab singkat pertanyaan diatas yaitu seberapa besar pengaruh bentuk ukuran jari ketika belajar gitar adalah BESAR pengaruhnya. Tapi…. Tentu berpengaruh tapi tetap bisa bermain gitar, dan dalam prosesnya tentu akan ada kendala. Apa maksud dari bentuk dan ukuran? Selain Panjang dan pendeknya jari, gemuk kurusnya jari tidak bisa dipungkiri bentuk kuku dan posisinya pada jari juga berpengaruh. Akan saya jelaskan kenapa hal ini berpengaruh. Posisi terbaik menekan senar adalah dekat dengan besi fret dan posisi jari yang tegak terhadap fretboard. Posisi tegak berarti ketika jari menek...

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...