Langsung ke konten utama

Bagaimana Belajar Kejujuran Dari Bermain Musik

Mungkin postingan kali ini agak keluar dari jalur musik? Mungkin iya mungkin tidak.

Dari pengalaman saya belajar gitar hingga saya memutuskan untuk mengajar, banyak hal-hal yang saya pahami dari proses belajar gitar itu sendiri setidaknya kali ini saya membahas dari efeknya diluar dari teknik bermain gitar itu sendiri.

Tahun ini, mungkin salah satu tahun tersibuk bagi saya, hingga bulan ini saja (November 2018) banyak event (konser) yang saya persiapkan, baik buat saya pribadi dan juga murid-murid saya.

Konser memang salah satu penunjang belajar gitar yang sangat baik, yaitu melatih mental, fokus, konsentrasi dan kejujuran.

Iya kejujuran. Ini bahasan yang ingin saya tekankan. Banyak murid-murid saya yang sangat antusias jika saya ajak untuk perform di dalam suatu konser, namun tidak sedikit yang merasa "takut" untuk terjun didalamnya. Kejujuran tadi menurut saya dekat kaitannya dengan "ketakutan".

"Gimana nanti kalo mainnya salah mas?", "kalau lupa bagaimana?". Pertanyaan-pertanyaan ini yang paling lazim diutarakan murid-murid saya. Dan ini merupakan hal yang wajar.

Satu contoh para mahasiswa yang baru lulus dan mencari pekerjaan tanpa memiliki pengalaman pekerjaan suatu saat akan mulai bekerja untuk pertama kalinya. Lingkungan pekerjaan sangat berbeda dengan perkuliahan. Tentu saja ada rasa "takut" atau "minder" apakah akan mampu melaksanakan pekerjaan yang dilimpahkan.

Kurang lebih hal ini yang terjadi ketika seseorang bermain dalam konser (solo) untuk pertama kalinya. Yang perlu digaris bawahi konser tidak selalu sebagai lomba atau kompetisi.

Jika hal ini dipahami maka nilai-nilai kejujuran akan tersampaikan. Artinya bagi saya pribadi, saya bukan gitaris terhebat, saya hanyanya seseorang yang suka bermain gitar dan berkutik didalamnya dan membagikan kepada murid-murid. Selama karir saya sebagai gitaris bisa dihitung jari berapa kali saya bermain sempurna.

Proses latihan memang sangat menentukan seberapa baik performa kita di atas panggung. Kita tentu harus menampilkan yang terbaik namun kadang hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Bermain musik bukanlah menjadi sempurna, bermain musik (gitar) bagi saya adalah bagaimana saya dengan mudah mendapatkan kesenangan (FUN). Sehingga jika saya melakukan kesalahan pada saat konser bukanlah masalah besar.

Kejujuran saya adalah bahwa saya bisa saja bermain tidak sempurna, banyak salah disini dan disana. Lupa akan nada tertentu atau hal lainnya. Dan buat kami (para guru-guru) yang mengajarkan musik hal ini sudah sangat dipahami.

Kejujuran di musik (dalam konser) juga salah satunya ketika kita sudah mainkan not yang salah dan ketukan berikutnya kita coba benarkan not tersebut, penonton sudah "terlanjur" tahu kesalahan not tersebut. Salah dan benar akan pasti terdengar. Hal ini menurut saya yang paling penarik yaitu "kejujuran" di musik.

Jadi jika Anda sejauh ini sudah belajar musik yang hanya Anda mainkan didalam kamar sendirian, sudah saatnya Anda keluar dan tunjukkan bahwa Anda mampu memberikan yang terbaik kepada telinga-telinga asing yaitu kejujuran.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d