Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label kursus musik

Alasan Saya Tidak Suka dengan Spotify

Di era digital seperti saat ini semua hal bergeser dengan sangat cepat. Pertumbuhan teknologi yang sangat cepat sehingga membuat kita para musisi juga harus cerdik. Namun disini saya hanya ungkapan perasaan saya terhadap aplikasi musik yang populer saat ini. Adapun jenisnya sangat beragam dari apple music, google play music, spotify dan mungkin masih banyak lagi aplikasi musik sejenisnya. Jika kamu seorang penikmat nasi goreng di sebuah warung. Pernahkan terpikirkan proses dibelakang itu? Bagaimana nasi goreng yg awalnya dari nasi (beras) beserta bumbu-bumbunya diracik dan dimasak hingga disuguhkan kehadapanmu. Anda memakannya dan membayarnya, anda bilang ini harga yang sangat pantas karena anda suka nasi goreng tersebut. Dari hal tersebut ini tidaklah berbeda dengan musik yang Anda dengar. Musik yang masuk ke gendang telinga Anda, merasuki pikiran dan mungkin alam bawah sadar Anda hingga otak mengatakan kepada Anda "aku suka musik ini". Kita lihat proses p

Belajar Gitar Dengan Nahkoda

Sebelum saya menjelaskan bagaimana kamu sebaiknya belajar gitar dengan nahkoda saya akan menceritakan sebuah ilustrasi. Ada 4 sahabat yang sedang reuni setelah 5 tahun tidak bertemu.  Sebut saja Budi,  Dimas, Andi dan Bambang. Mereka satu lulusan Universitas di Jogja. Setelah lulus dari Universitas mereka bekerja diluar kota Jogja kecuali Budi. Setelah 5 tahun akhirnya mereka kembali berkumpul di Jogja. Pada hari itu mereka berencana makan siang di sebuah resto ikan bakar di jogja bagian utara,  tempat berkumpul mereka di selatan Jogja. Untuk menuju kesana mereka menyewa mobil, dan menunjuk Budi untuk mengemudikan mobil.   Walaupun kesemua temannya bisa mengendarai mobil. Dalam perjalanan,  satu-satu dari mereka,  Dimas, Andi dan Bambang saling mengeluarkan pendapat untuk memilih jalur menuju resto tadi. Hampir semua pendapat temannya Budi tampik. Hanya beberapa yang ia ikuti yang meninggalkan gerutu buat teman-temannya. Sesampainya di resto, Dimas, Andi dan Bambang ti

Satu Alasan Aneh Kenapa Tidak Belajar Musik

Apakah kamu bisa main musik? enggak bisa Pernah nyoba belajar main musik? paling dulu, disekolah saja Terus berlanjut apa tidak? enggak juga Pernah kepikiran melanjutkan belajar musik? pernah sih Belajar instrumen apa? ya, kalo gak gitar ya piano, tapi kayanya lebih ke gitar, soalnya lebih murah alatnya. Terus kenapa akhirnya gak ngambil kursus gitar? wah gimana ya Gimana apa nya? Sibuk, gak ada waktu Sekilas itu adalah alasan paling sederhana, tapi paling sering diucapkan. Dari pengalaman mengajar gitar yang sudah lebih dari 7 tahun dari anak usia yang 6 tahun hingga 60 tahun yang memiliki bermacam-macam background dan kesibukan masing-masing, kenyataan masih bisa menyempatkan kursus gitar ke saya. Dari yang mahasiswa yang katanya tugasnya menumpuk hingga lembur-lembur, karyawan yang kerjanya senin hingga sabtu, anak SD, SMP, SMA yang mengejar nilai UAS guna kelulusan yang dipenuhi banyak kursus lain diluar jam sekolah. Aneh jika orang beralasan tidak ada waktu untuk bel

Wajib Baca Untuk Para Orang Tua Yang Ingin Anaknya Bisa Main Musik

Halo, untuk posting kali ini saya ingin sharing pengalaman saya khususnya para orang tua yang ingin anaknya belajar musik atau belajar gitar. Seorang ibu menelpon saya, dia mengatakan bahwa anaknya ingin bisa main gitar. Jadi ingin mengkursuskannya gitar. Saya yakinkan bahwa anaknya berusia setidaknya lebih dari 8 tahun. Off the record, walaupun saya punya pengalaman mengajar anak berusia 6 tahun, dan berhasil. Namun ada hal-hal secara fisik, mental dan ketersediaan instrument gitar itu sendiri bahwa les gitar setidaknya dimulai diusia 8th atau lebih awal jika secara fisik (penjarian) sudah mencukupi). Setelah kepastian bahwa si anak sudah diusia yang saya inginkan lalu hal lain yang dibutuhkan adalah ketersediaan instrument. Ini dikhususkan untuk anak-anaknya yang ingin belajar gitar dan kursus privat dirumah. Karena saya memang memberikan kursus selain di studio saya sendiri juga memberikan kursus gitar ke rumah. Lalu saya berikan harga sesuai dengan jarak tempuhnya, banyak yang

Kenapa Belajar Musik Itu Mahal Bagian 1

Apa memang selalu mahal? Adakah yang murah? Ada, lalu bedanya? trus, kenapa kebanyakan mahal? Suatu kali saya menerima telp yang menanyakan tentang les gitar privat. Berapa mas biayanya? saya jawab Rp.200.000 bu untuk 4x pertemuan, jika datang kerumah masih ada biaya tambahan. Kok mahal mas? apa tidak bisa kurang? tanya si Ibu, maaf bu harga nya sudah standar. 1x pertemuannya berapa lama mas? tanyanya lagi, "1x pertemuan 1 jam", "gak bisa lebih lama mas", tawar dia Pada saat itu saya sebenarnya sedang menimbang-nimbang, maksud saya bukan menimbang-nimbang harga yang saya berikan. Diposisi saya yang sudah punya pengalaman sebagai pemain band lebih dari 10 tahun, pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun, punya sertifikasi ABRSM (grade 5), selain itu sertifikasi Mahir Gitar klasik dari sebuah kursusan di Yogya, saya pikir harga yang saya tawarkan sudah murah sekali. Dimana harga rata-rata kursusan musik di Yogyakarta berkisar Rp.250.000,-an untuk grade dasar deng

Kursus Gitar Secara Online?

Anda mungkin pernah bertanya, Apakah efektif belajar gitar secara online? Ataukah sama saja. Seperti yang anda tahu, diluar sana banyak sekali kursus musik, baik itu yang dalam naungan lembaga atau independen. Nama-nama seperti Kursus musik yamaha, Purwacaraka music studio, elfa's, Ahmad dhani school of rock. Ibarat warung makan, kita tinggal memilih mau makan yang mana. Kita kadang memilih ingin makan di warung yang mana, ada beberapa faktor yang kita pertimbangkan, dari banyak dan jenisnya menu, harga, dan rasa. Sebagian orang ingin mencari makanan dengan harga murah/terjangkau. Disisi lain ada yang mementingkan rasa berapapun harganya, dan adapula yang memilih gado-gado alias tidak terpaku pada keduanya, yang penting bisa makan makanan kesukaannya apalagi jika harganya pas dikocek. Begitu juga dengan kursusan musik, Setiap lembaga maupun kursusan yang bergerak secara independen seperti saya :-) memiliki pandangan dan visi yang berbeda-beda. Sehingga penyampaian dan