Langsung ke konten utama

Postingan

Ekektifkah Pedidikan Musik di Bangku Sekolah?

Sangat Positif memang, jika kita melihat perkembangan pelajaran seni di Indonesia. Terutama jika kita menilik anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMU. Hal ini tentu berpengaruh baik karena seni bisa masuk dalam kurikulum Pendidikan di Indonsia. Tapi... Saya akan cerita setikit pengalaman saya selama mengajar. Pada  suatu saat saya dipanggil orangtua murid, murid saya pada waktu itu kelas 6SD, saya ditugasi untuk membantu nya berlatih bermain bass (walaupun saya adalah gitaris, pengajar gitar), ini dikarena disekolahnya diadakan sebuah perlombaan antar kelas dimana tiap kelas mewajibkan membentuk sebuah band yang nanti nya memainkan 2 lagu pop wajib. Dilain murid, murid saya yang pada saat itu kelas 2 SMP meminta bantuan saya untuk meng aransemen lagu. Yang pada saat itu saya sarankan lagu daerah diaransemen memasukkan unsur rock n roll. Dan hal ini tidak terjadi satu kali, saya sering membatunya bahkan hingga band nya menjadi yang terbaik di SMP, dan mewakili SMP nya unt

Memilih Pick up Gitar atau Bass yang Tepat

Seperti biasa siang itu saya mengajar privat gitar di daerah selatan kota jogja. Walaupun hari itu panas, saya tetap bersemangat. Sebelum memulai belajar gitar, murid saya menanyakan tentang bass. Sebenarnya murid saya ini tidak hanya belajar gitar, tapi juga belajar bass disuatu lembaga. Lucunya, dia lebih dikenal bassis daripada gitaris, padahal dia sendiri lebih menguasai gitar. Hal ini dikarenakan dalam bandnya tidak memiliki gitaris dan dia yang berinisiatif untuk bermain bass. "Pick up itu apa mas?", tanyanya "pick up itu ibarat microphone (mic)", jawab saya Saya sebenarnya jadi penasaran kenapa mendadak dia menanyakan tentang pick up. Sebelumnya dia menanyakan rekomendasi tentang bass, bass apa yang sebaiknya dia beli, yang seperti apa suaranya. "kata guru bass saya, bass nya boleh apa aja yang penting pickup nya bagus", kata murid saya menjelakan. Saya jadi teringat banyak sekali gitaris yang men-"dewa"kan pickup. "kalau mau

Gitar Akustik Seri Bajigur

Pagi itu seperti biasanya saya duduk-duduk di ruang tamu ditemani dengan secangkir kopi hangat. Matahari yang cerah menerpa lantai teras yang hangat nya terasa hingga ke ruang tamu. Sisa udara malam yang dingin bercampur dengan sinar nya matahari yang hangat benar-benar membuat pagi yang sempurna. Tidak hanya itu, banyak hal yang membuatnya lebih sempurna bagiku. Kumainkan gitar akustikku satu dua lagu, suaranya padat, utuh, crunchy, dan yang membuatku heran adalah menyentuh hati, bukan karena saya memainkan karya masterpiece gran valsnya tarrega ataupun all you need is lovenya the beatles. Kusandarkan kembali gitarku dikursi, kupandangi, dan kembali kumainkan, dan ini membuatku tersenyum. Saya jadi teringat pertama kali memesannya pada seorang luthier lokal (Yogyakarta), Pak Hadi namanya. "mas, saya ada kayu bagus", pak hadi menawarkan "kayu apa pak?" jawab saya "kayu spruce mas" sambil menunjukkan 2 pasang kayu spruce bookmark (1 kayu yang dibelah

Bagaimana Mencintai Pekerjaan Anda sebagai Musisi?

Musisi? ya, di Indonesia sendiri mungkin banyak yang beranggapan pekerjaan sebagai musisi "bukan" sebuah profesi. Banyak juga yang memilih bekerja sebagai pekerjaan kantoran. Tidak salah memang jika orang memilih bekerja sebagai karyawan. Namun maksud saya disini adalah tidak sedikit pula para karyawan, atau pebisnis yang suka bermusik, atau kebalikannya seorang musisi yang berbisnis (seperti saya :-P). Di jaman sekarang orang bilang hidup makin berat makin banyak persaingan dan kadang ada yang menilai suatu pekerjaan dari gengsinya. Seberapa besar gengsi anda dipertaruhkan? berapa pendapatan yang anda raih dari profesi anda dan bla bla bla...masih banyak pertanyaan lain. Well, mungkin tidak seekstrim itu. Saya pernah membaca artikel disuatu majalah yang membahas tentang musik, majalah ini ditujukan untuk para pengajar musik pada khususnya. Disalah satu artikelnya ditulis oleh seorang wanita yang mengaku dirinya sebagai Musisi (pianis) dan penulis. Disini saya kagum kar

Bagaimana membuat lagu soundtrack

Anda mencoba membuat, menciptakan, menggubah lagu? Berapa banyak lagu anda? Pada awalnya anda mungkin merasa kesulitan, namun tidak heran juga banyak yang mengatakan mudah. Namun bagaimana jika anda membuat lagu soundtrack? Apa lagu soundtrack itu? Ada yang mengatakan itu lagu yang diciptakan untuk sebuah film, atau lagu yang digunakan dalam film. Jadi Anda melihat sebuah movie, dan membayangkan sebuah adegan, disesuaikan dengan mood dari movie tersebut dan membuat melodynya. Ada beberapa sutradara film yang memilih lagu yang sudah jadi dan mejadikan lagu tersebut sebagai soundtrack di movienya. Seperti dalam film Across The Universe, yang diambil dari lagu karya The beatles. Dalam film tersebut sang sutradara mendengarkan banyak karya the beatles, dan memilih beberapa lagu dari the beatles untuk dijadikan soundtrack dalam movienya. Dikarenakan juga movie tersebut berjenis musikal, sang sutradara melihat dalam sudut pandang yang berbeda dalam memahami sebuah lagu. Menurut saya, s

Bagaimana Saya Menciptakan Lagu Klasik

Mungkin kurang tepat juga jika saya mengatakan menciptakan musik klasik, sedangkan musik klasik dan lagu klasik disini juga bisa diartikan berbeda. Musik klasik sendiri sebenarnya musik yang dibuat pada era tahun1750an keatas, atau sekitar tahun itu. Sedangkan sebelumnya adalah musik Baroque, dan musik ranaissance. Setelah tahun itu disebut musik Romantic, dan kontemporer. Namun dikalangan umum dan orang awam sendiri juga membingungkan, musik yang ada sekarang mereka menyebutnya dengan musik jaman sekarang, pop, rock, blues atau jazz. Sedangkan musik jaman bahula disebut dengan musik klasik. Pernah suatu kali murid saya yang belajar gitar akustik dengan saya bercerita tentang temannya, bahwa temannya bisa memainkan gitar dengan baik, musik pop yang dimaksud, namun ada yang kurang kata dia, temannya itu ditantang untuk memainkan musik pop menjadi musik klasik, yang dimaksud tentu saja memainkannya dengan gaya klasik. Memainkan gaya klasik disini berarti, memadukan ritem, bass dan me

Kenapa Anda Bisa Gagal Belajar Gitar

Anda mungkin pernah merasa gagal, belajar gitar dengan guru di lembaga ini dan itu bahkan les privat gitar dengan guru datang kerumah. Merasa tidak berbakat, dan bla bla bla. Merasa itu bukan bidangnya, terlalu susah atau apapun alasannya. Berikut beberapa pengalaman mengajar saya. Dimana saya fokus les privat gitar. Murid saya, sebut saja si A, belajar gitar privat dengan saya dari nol. Jadi si A sama sekali belum pernah belajar gitar sedikit pun. Pada saat itu usianya belum ada 12 tahun. Cukup lama dia belajar gitar dengan saya. Saya perhatikan si A ini tidak punya sejarah keluarga yang bisa main musik. Dan saya perhatikan si A juga agak keras kepala. Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan pada teknik namun lebih sering dia abaikan. Lalu ada murid saya yang lain, sebut dia si B. Usianya kurang lebih 13 tahun pada saat pertama kali les privat dengan saya. Belajar gitar akustik privat dengan saya. Dari keluarganya (ayah) ada yang bisa memainkan alat musik. Dalam sesi mengajar deng