Langsung ke konten utama

Bisakah Kita Tidak Memainkan Akord F Mayor?

Apa mungkin kita untuk tidak memainkan akord F mayor? tentu tidak. Saya membaca pertanyaan ini pada sebuah media sosial. Jika kita memainkan lagu di kunci C mayor maka otomatis akan ada kemungkinan lagu itu menggunakan akord F mayor.

Walaupun jika kita mengganti ke kunci lain bisa jadi kita tidak memainkan akord F mayor. Hanya saja pertanyaannya jadi lucu, mungkin yang lebih tepat adalah mungkinkah kita tidak perlu memainkan barre chord?

Jika pertanyaan seperti ini jawabannya adalah bisa. Lalu saya berpikir kenapa ada yang menanyakan seperti itu?

Tidak lain mungkin saja karena ingin bisa memainkan lagu dengan lebih mudah. Buat yang belum tau, akord dasar saya bagi menjadi 8 open chord dan sisanya. Buat yang belum tahu 8 open akord tadi adalah A, D, E, C dan G mayor ditambah A, D, E minor.

Tapi untuk menguasai permainan gitar tidak cukup hanya mengandalkan dari 8 open chord tersebut. Karena di musik itu sendiri ada 12 nada, yang masing-masing nada setidaknya bisa diwakili oleh 12 akord mayor dan 12 akord minor. Jadi dengan ini selain 8 open chord tadi kita butuh teknik lain untuk memainkan akord sisanya, yaitu teknik barre.

Sayangnya teknik barre ini bukan teknik yang sederhana. Bisa dibilang kesulitannya bisa hampir dua kali dari memainkan akord open. Hanya saja ketika kamu bisa menguasi barre chord, bisa dibilang kamu sudah menguasai akord-akord dasar di gitar. 

Jika tujuannya untuk bisa memainkan lagu-lagu dasar di gitar adalah dengan menguasai open chord dan barre chord maka tidak ada jalan lain apalagi lari dari kenyataan bahwa akord F adalah akord yang memang wajib untuk dikuasai.

Teknik barre adalah teknik yang menekan gitar dengan posisi jadi tidur (menutup senar) sehingga yang tertekan lebih dari satu senar yang bentuknya tentu saja kaya sebuah palang (bahasa Inggris : bar). Pada khasus akord F Mayor kadang teknik barre bisa menggunakan half barre dan bisa dengan menggunakan full barre.

Half barre adalah penggunakan jari yang menekan tidak semua senar, hanya sebagian, bisa 2 senar, 3 senar atau 4 senar. Sedangkan full barre, posisi jari akan menutup 5 atau bahkan 6 senar.

Pada konteks akord F Mayor sebetulnya kita bisa memainkan dengan kedua teknik tadi yaitu half barre dan full barre. Saya sering kali mengenalkan akord F Mayor dengan teknik half barre terlebih dahulu untuk siswa-siswa yang baru belajar gitar pertama kali. Tentu saja karena ini lebih mudah dimainkan dari pada F mayor dengan full barre.

Namun pada akhirnya mereka tetap harus menguasai teknik full barre, bahkan mereka sudah bisa memainkan akord F Mayor dengan half barre. Dengana menguasai akord F (dengan teknik full barre) maka secara tidak langsung mereka akan bisa menguasai akord basic full barre lainnya seperti Bm, B atau Fm.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d