Langsung ke konten utama

Kenapa Anda Bisa Gagal Belajar Gitar

Anda mungkin pernah merasa gagal, belajar gitar dengan guru di lembaga ini dan itu bahkan les privat gitar dengan guru datang kerumah. Merasa tidak berbakat, dan bla bla bla. Merasa itu bukan bidangnya, terlalu susah atau apapun alasannya.

Berikut beberapa pengalaman mengajar saya. Dimana saya fokus les privat gitar. Murid saya, sebut saja si A, belajar gitar privat dengan saya dari nol. Jadi si A sama sekali belum pernah belajar gitar sedikit pun. Pada saat itu usianya belum ada 12 tahun. Cukup lama dia belajar gitar dengan saya. Saya perhatikan si A ini tidak punya sejarah keluarga yang bisa main musik. Dan saya perhatikan si A juga agak keras kepala. Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan pada teknik namun lebih sering dia abaikan.

Lalu ada murid saya yang lain, sebut dia si B. Usianya kurang lebih 13 tahun pada saat pertama kali les privat dengan saya. Belajar gitar akustik privat dengan saya. Dari keluarganya (ayah) ada yang bisa memainkan alat musik. Dalam sesi mengajar dengannya dia lebih suka mendengarkan dan melihat, untuk prakteknya dengan saya dia lebih nyaman untuk latihan sendiri.

Murid saya yang lain, sebut si C. Usianya diatas 30 tahun. Sangat sibuk, karena sudah bekerja. Si C salah satu murid saya yang terlama. Si C belajar gitar akustik privat juga dengan saya. Saat ini si C juga sudah mampu memainkan beberapa lagu dan progresi akord.

Lanjut dengan murid saya yang lain, sebut dia si D. si D ini salah satu murid saya yang sangat berbakat, hanya dalam 2 bulan saja si D sudah bisa banyak hal, termasuk memainkan lagu, ditambah dia saat itu masih berusia 8 tahunan. Namun dia hanya belajar gitar eletrik privat dengan saya sekitar satu tahun saja.

Murid saya yang lain lagi yang belajar gitar klasik privat dengan saya, sebut si E, juga belajar gitar dari awal, namun fokus ke gitar klasik, usianya saat ini 11 tahun, sudah belajar gitar klasik dengan saya 1 tahun kurang sedikit. Si E sangat sibuk dikarenakan banyak sekali kegiatan diluar sekolah yang diambil, selain dansa dan teater, belum lagi melukis.

Murid lainnya, si F. Awalnya si F belajar gitar akustik privat dengan saya, lalu beralih ke gitar elektrik dikarenakan ingin fokus untuk memainkan melody dan speed. Awal belajar gitar dengan saya diusia 13 tahunan, hingga kini sudah dua tahunan. Hampir semua materi sudah saya berikan.

Dari 6 murid saya ini kira-kira menurut anda siapa yang gagal?

Menurut saya...tidak ada. Kecuali mereka berhenti disaat yang “tidak tepat”. Mungkin juga gagal bukan kata yang tepat. Saya jelaskan, jika anda sekolah, sekolah dasar, menengah, atas, atau di universitas dan anda berhenti ditengah-tengah berarti anda tidak lulus pada jenjang itu. Apakah anda gagal? Tidak menurut saya, jika anda melanjutkan.

Jadi apa yang gagal. Diri andalah yang gagal, atau merasa gagal, anda menyerah. Ada pepatah, bermain musiklah delapan hari seminggu. Anda tentu tahu seminggu hanya ada tujuh hari, jadi yang dimaksud adalah tidak ada kata berhenti dalam belajar musik. Mainkan tiap hari. Jika anda berhenti pada seorang guru/pengajar jika....

Sebagai pengajar gitar privat tentu saja ada tingkatan, atau grade sebagai suatu pandangan materi. Ada grade beginner, intermediete, advance. Jika anda berhenti pada grade beginner, dan suatu saat ingin belajar gitar lagi maka akan memulainya kembali dari nol. Namun jika anda berhenti sesudah menyelesaikan grade intermediete, Anda bisa dikatakan sudah mampu ke arah menguasai gitar.

Saya bahas tentang kasus murid saya, si A saya katakan sudah mampu, dia masih belajar gitar dengan saat ini, hampir 3 tahun. Untuk ukuran standar gitar akustik, agak sedikit lambat. Namun si A mampu, dikarenakan pada grade tertentu si A lebih rajin latihan, dan ada beberapa hal yang membuatnya agak sedikit lambat dikarena kan si A yang keras kepala.

Si B, ada sedikit bakat bermusik pada si B, memudahkan dia dalam proses belajar gitar. Si B, mampu, walaupun agak susah jika ditekankan praktek. Namun saya melihat kuncinya disini, si B paham betul apa yang saya jelaskan dan tidak berhenti latihan diluar sesi belajar dengan saya.

Si C, kurang mampu, lamanya belajar tidak menjamin seseorang mampu menguasai gitar. Pemahaman saja tidak cukup, butuh latihan non stop hingga grade intermediete. Pada kasus ini kendalanya adalah dia terlalu sibuk, sehingga tidak bisa meluangkan waktu untuk fokus bermain gitar.

Si D, belum mampu. Bakat ternyata juga tidak cukup. Si D berhenti belum pada waktunya, Namun karena si D punya bakat, tidak terlalu sulit jika akan melanjutkan.

Si E, mampu. Si E mempunyai etos kerja dan menyukai tantangan. Belajar musik dari grade awal hingga ke advance tentu saja selalu menantang, apalagi yang dimainkan musik klasik. Semakin kita berani menerima dan mencari tantangan, maka ketrampilan ini akan terus berkembang.

Si F, walaupun si F sempat berhenti dikarenakan ada ujian kelulusan, namun berhenti diposisi intermediete. Dan dia mampu melanjutkan bahkan menyelesaikan materi dalam waktu 2 tahun. Dengan catatan si F tidak ada riwayat musik dalam keluarga.

Mungkin anda sudah mendapat gambaran. Belajar gitar memang tidak mudah, asal anda disiplin, giat berlatih berdasar pemahaman tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada alasan yang sebenarnya jika anda gagal dalam belajar gitar, kegagalan hanya datang dari anda sendiri. Ada satu pepatah yang mengatakan gitaris yang baik dulunya adalah murid yang baik. Anda siap memainkan gitar anda? Saya siap :-).

Komentar

  1. saya sangat suka dengan tulisan-tulisan anda.
    sangat memotivasi saya yang baru mulai belajar gitar lagi di usia 29..
    anda guru yang baik .....pembicara yang baik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d