Langsung ke konten utama

Postingan

Memilih Gitar Yang Tepat Untuk Belajar Gitar

Memilih gitar pertama untuk belajar gitar tentu agak membingungkan. Apalagi jika kita belum yakin benar ingin belajar musik yang seperti apa. Jadi, inilah yang pertama sebaiknya dilakukan. Pastikan musik apa yang ingin anda pelajari? Apakah klasik, musik folk, pop, rock. Lalu apa yang ingin anda capai? sekedar bermain iringan/ritem, bisa memainkan melodi, atau bermain solo. Setelah anda tetapkan, misal anda memilih musik klasik, maka anda membeli gitar klasik, gitar klasik akustik, cirinya gitar yang menggunakan senar nylon. "tapi saya kan belum bisa main gitar mas, taunya bagus apa engga gimana?" Ok, bawa orang yang bisa main gitar, bisa teman, keluarga, atau pengajar gitar anda atau anak anda. Atau tanya kan gitar yang mereka rekomdasikan. Namun, masalahnya bukan disitu. Saya punya murid, dia belajar gitar akustik dengan saya, les privat gitar akustik tentu nya menggunakan gitar akustik dengan senar steel. Sewaktu pertama les gitar dengan saya si anak sudah punya gita

Kenali Proses Belajar Gitar

Mas, kira-kira berapa lama ya anak saya bisa main gitar? mas, anak saya kok sudah lama les gitar tapi belum bisa main gitar? Itu adalah beberapa diantara orang tua murid yang perhatian perkembangan anaknya yang sedang belajar gitar dengan saya. Saya senang sekali bila ada orang tua murid yang sharing dengan saya mengenai perkembangan anaknya. Ini dikarenakan perkembangan “bakat” anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarga. Ada sebuah pengalaman saya, saya punya seorang murid yang masih muda, awal mulai les gitar dengan saya di usia 6 tahun setengah. Proses belajar gitarnya cukup lama hingga dia umur 8 tahun barulah si anak bisa memainkan gitarnya, setidaknya memainkan iringan, membaca not balok sudah bisa. Inilah proses, orang tuanya tau bahwa belajar gitar itu sebuah proses yang dijalani dengan perlahan, asalkan si anak bisa menikmatinya. Mereka tau bahwa belajar gitar tidak sama dengan memesan burger, tidak instan. Ada murid saya yang lain, dia saat itu dia mulai les git

Ekektifkah Pedidikan Musik di Bangku Sekolah?

Sangat Positif memang, jika kita melihat perkembangan pelajaran seni di Indonesia. Terutama jika kita menilik anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMU. Hal ini tentu berpengaruh baik karena seni bisa masuk dalam kurikulum Pendidikan di Indonsia. Tapi... Saya akan cerita setikit pengalaman saya selama mengajar. Pada  suatu saat saya dipanggil orangtua murid, murid saya pada waktu itu kelas 6SD, saya ditugasi untuk membantu nya berlatih bermain bass (walaupun saya adalah gitaris, pengajar gitar), ini dikarena disekolahnya diadakan sebuah perlombaan antar kelas dimana tiap kelas mewajibkan membentuk sebuah band yang nanti nya memainkan 2 lagu pop wajib. Dilain murid, murid saya yang pada saat itu kelas 2 SMP meminta bantuan saya untuk meng aransemen lagu. Yang pada saat itu saya sarankan lagu daerah diaransemen memasukkan unsur rock n roll. Dan hal ini tidak terjadi satu kali, saya sering membatunya bahkan hingga band nya menjadi yang terbaik di SMP, dan mewakili SMP nya unt

Memilih Pick up Gitar atau Bass yang Tepat

Seperti biasa siang itu saya mengajar privat gitar di daerah selatan kota jogja. Walaupun hari itu panas, saya tetap bersemangat. Sebelum memulai belajar gitar, murid saya menanyakan tentang bass. Sebenarnya murid saya ini tidak hanya belajar gitar, tapi juga belajar bass disuatu lembaga. Lucunya, dia lebih dikenal bassis daripada gitaris, padahal dia sendiri lebih menguasai gitar. Hal ini dikarenakan dalam bandnya tidak memiliki gitaris dan dia yang berinisiatif untuk bermain bass. "Pick up itu apa mas?", tanyanya "pick up itu ibarat microphone (mic)", jawab saya Saya sebenarnya jadi penasaran kenapa mendadak dia menanyakan tentang pick up. Sebelumnya dia menanyakan rekomendasi tentang bass, bass apa yang sebaiknya dia beli, yang seperti apa suaranya. "kata guru bass saya, bass nya boleh apa aja yang penting pickup nya bagus", kata murid saya menjelakan. Saya jadi teringat banyak sekali gitaris yang men-"dewa"kan pickup. "kalau mau

Gitar Akustik Seri Bajigur

Pagi itu seperti biasanya saya duduk-duduk di ruang tamu ditemani dengan secangkir kopi hangat. Matahari yang cerah menerpa lantai teras yang hangat nya terasa hingga ke ruang tamu. Sisa udara malam yang dingin bercampur dengan sinar nya matahari yang hangat benar-benar membuat pagi yang sempurna. Tidak hanya itu, banyak hal yang membuatnya lebih sempurna bagiku. Kumainkan gitar akustikku satu dua lagu, suaranya padat, utuh, crunchy, dan yang membuatku heran adalah menyentuh hati, bukan karena saya memainkan karya masterpiece gran valsnya tarrega ataupun all you need is lovenya the beatles. Kusandarkan kembali gitarku dikursi, kupandangi, dan kembali kumainkan, dan ini membuatku tersenyum. Saya jadi teringat pertama kali memesannya pada seorang luthier lokal (Yogyakarta), Pak Hadi namanya. "mas, saya ada kayu bagus", pak hadi menawarkan "kayu apa pak?" jawab saya "kayu spruce mas" sambil menunjukkan 2 pasang kayu spruce bookmark (1 kayu yang dibelah

Bagaimana Mencintai Pekerjaan Anda sebagai Musisi?

Musisi? ya, di Indonesia sendiri mungkin banyak yang beranggapan pekerjaan sebagai musisi "bukan" sebuah profesi. Banyak juga yang memilih bekerja sebagai pekerjaan kantoran. Tidak salah memang jika orang memilih bekerja sebagai karyawan. Namun maksud saya disini adalah tidak sedikit pula para karyawan, atau pebisnis yang suka bermusik, atau kebalikannya seorang musisi yang berbisnis (seperti saya :-P). Di jaman sekarang orang bilang hidup makin berat makin banyak persaingan dan kadang ada yang menilai suatu pekerjaan dari gengsinya. Seberapa besar gengsi anda dipertaruhkan? berapa pendapatan yang anda raih dari profesi anda dan bla bla bla...masih banyak pertanyaan lain. Well, mungkin tidak seekstrim itu. Saya pernah membaca artikel disuatu majalah yang membahas tentang musik, majalah ini ditujukan untuk para pengajar musik pada khususnya. Disalah satu artikelnya ditulis oleh seorang wanita yang mengaku dirinya sebagai Musisi (pianis) dan penulis. Disini saya kagum kar

Bagaimana membuat lagu soundtrack

Anda mencoba membuat, menciptakan, menggubah lagu? Berapa banyak lagu anda? Pada awalnya anda mungkin merasa kesulitan, namun tidak heran juga banyak yang mengatakan mudah. Namun bagaimana jika anda membuat lagu soundtrack? Apa lagu soundtrack itu? Ada yang mengatakan itu lagu yang diciptakan untuk sebuah film, atau lagu yang digunakan dalam film. Jadi Anda melihat sebuah movie, dan membayangkan sebuah adegan, disesuaikan dengan mood dari movie tersebut dan membuat melodynya. Ada beberapa sutradara film yang memilih lagu yang sudah jadi dan mejadikan lagu tersebut sebagai soundtrack di movienya. Seperti dalam film Across The Universe, yang diambil dari lagu karya The beatles. Dalam film tersebut sang sutradara mendengarkan banyak karya the beatles, dan memilih beberapa lagu dari the beatles untuk dijadikan soundtrack dalam movienya. Dikarenakan juga movie tersebut berjenis musikal, sang sutradara melihat dalam sudut pandang yang berbeda dalam memahami sebuah lagu. Menurut saya, s