Langsung ke konten utama

Postingan

Tips Merawat Senar Gitar

Ini adalah hal yang tidak terpisahkan dari seorang gitaris, dimana pada postingan sebelumnya saya menjelaskan tentang pentingnya senar pada postingan 4 Point Penting Bagi Gitaris Pro Senar adalah salah satu senjatanya gitaris, ibarat sebuah pedang yang ada banyak sekali jenisnya. Seorang pendekar akan memilih pedang yang sesuai dengan gaya bertarungnya. Sama dengan gitaris, perbedaan senar terkadang membawa perbedaan tone. Tone yang dihasilkan antara merek yang satu dengan lain berbeda. Semisal saya saat ini menggunakan senar merek ernie ball ukuran 0.11 untuk gitar akustik, biasanya tone terbaik dari senar tersebut (menurut saya) bertahan antar 1-3 hari, dan 3-7 hari tone sudah mulai banyak berkurang dan diatas itu tone sudah mulai ekstrem berkurang. Seandainya saya mengganti senar gitar saya tiap 2 minggu sekali pasti suara gitar saya selalu mendapatkan yang terbaik. Disatu sisi pengeluaran saya akan 2x lebih banyak dan lebih buruknya senar yang saya pakai tadi belum tentu sel

4 Point Penting Bagi Gitaris Pro Bagian 2

Postingan ini adalah lanjutan postingan sebelumnya 4 point penting bagi gitaris pro bagian 1 , jika kamu belum membacanya bisa klik disini Selanjutnya pada point ketiga yang tidak boleh terlupakan adalah senar. Banyak yang menyepelekan, dengan alasan biaya. Sejauh yang saya tahu gitaris profesional bisa mengganti senarnya tiap 2 minggu atau bahkan kurang. Senar menghasilkan tone, senar yang sudah "usang" akan menghilangkan tone. Tone pada senar bisa berkurang diakibatkan banyak hal yaitu keringat pada jari-jari. Banyak juga gitaris yang telapak tangan dan jarinya mudah berkeringat sehingga menimbulkan karat pada gitar. Faktor lain karena udara sekitar dan suhu ruangan yang berubah-ubah, misal terkena udara AC (Air Conditioner) atau udara lembab pada ruangan tertentu. Kenyamanan dalam bermain gitar salah satunya adalah kondisi senar, apabila senar dalam kondisi yang agak berkarat, bisa berbahaya pada jari-jari dan juga menghambat pergerakan tangan (jika memainkan tekni

4 Point Penting Bagi Gitaris Pro Bagian 1

Pada malam pukul 09.00, tepatnya hari rabu, saya saat itu dengan santai menuju sebuah warung susu kambing, saya gak suka susu sebenernya, tapi alasan saya datang kesana karena pada tiap rabu mereka mengadakan konser kecil. Mereka menampilkan musisi-musisi jazz. Malam itu sepi dikarenakan saat itu hujan deras, kebanyakan masyarakat Indonesia jika hujan deras lebih memilih untuk "stay" dirumah. Berhubung dirumah ada mobil nganggur, jadi saya bersemangat untuk datang. Sesampainya disana saya bertemu guru jazz saya. Dia awalnya tidak tampil malam itu, walaupun pada akhirnya dia juga tampil 2 lagu karena desakan teman-teman. Pada saat acara di mulai saya sempat "ngobrol-ngobrol" dengan guru saya. Saat itu dia bilang "ada 3 gak penting sebagai gitaris", katanya "jari, picking, dan senar" lanjutnya. Lalu saya tambahkan "kayu" kata saya, dia mengangguk setengah setuju. :-) Dari 3 point yang dia sebutkan tadi saya sangat menyetujuin

Kenapa Belajar Musik itu Mahal Bagian 2

Postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya kenapa belajar musik itu mahal bagian 1. Pengajar musik independen, seperti saya ataupun yang lainnya kadang memberikan harga yang tidak jauh berbeda, kenapa? Ini dikarenakan riwayat dari pengajarnya, seperti yang saya jelaskan sebelumnya saya punya pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun, sebagai pemain band lebih dari 10 tahun, pernah recording, bahkan lagu saya tersebar secara nasional. Back Ground dari pengajar sendiri memegang peranan penting, apakah dia belajar otodidak, melalui kursusan atau dari sekolah musik? Ini penting, dari back ground ini bisa terdapat perbedaan yang signifikan, misal pengajar nya baru mengajar 6-12 bulan berbeda dengan pengajar dengan pengalaman 3 tahun, diatas 5 tahun atau diatas 15 tahun. Seandainya anda menemui pengajar dengan pengalaman mengajar 6 bulan dia belajar otodidak, lalu bandingkan dengan yang pernah mengajar 1,5 tahun lulusan intermediate dari lembaga musik. Dengan anggapan ked

Kenapa Belajar Musik Itu Mahal Bagian 1

Apa memang selalu mahal? Adakah yang murah? Ada, lalu bedanya? trus, kenapa kebanyakan mahal? Suatu kali saya menerima telp yang menanyakan tentang les gitar privat. Berapa mas biayanya? saya jawab Rp.200.000 bu untuk 4x pertemuan, jika datang kerumah masih ada biaya tambahan. Kok mahal mas? apa tidak bisa kurang? tanya si Ibu, maaf bu harga nya sudah standar. 1x pertemuannya berapa lama mas? tanyanya lagi, "1x pertemuan 1 jam", "gak bisa lebih lama mas", tawar dia Pada saat itu saya sebenarnya sedang menimbang-nimbang, maksud saya bukan menimbang-nimbang harga yang saya berikan. Diposisi saya yang sudah punya pengalaman sebagai pemain band lebih dari 10 tahun, pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun, punya sertifikasi ABRSM (grade 5), selain itu sertifikasi Mahir Gitar klasik dari sebuah kursusan di Yogya, saya pikir harga yang saya tawarkan sudah murah sekali. Dimana harga rata-rata kursusan musik di Yogyakarta berkisar Rp.250.000,-an untuk grade dasar deng

Kenapa Belajar Gitar Klasik Bisa Melatih Otak Kanan

Sebenarnya tidak hanya belajar gitar klasik yang bisa melatih otak kanan. Bidang seni yang lain juga. Tapi disini saya akan sedikit membandingkan gitar klasik, akustik dan elektrik karena tiga jenis ini adalah "makanan" saya sebagai pengajar gitar. Jadi, kenapa gitar klasik? Karena kalau kamu les gitar klasik otomatis kamu akan belajar cara membaca partitur (not balok). Wah susah donk mas! Haha. Ibarat kita sedang belajar bahasa Inggris, Arab, Jepang, Korea, atau bahasa asing lainnya sebenarnya belajar not balok tidak jauh berbeda. Karena not balok bukan bahasa "ibu", maka tidak digunakan dalam harian. Jadi terkesan sulit. Kebiasaan adalah hal terpenting untuk menguasai not balok. Walaupun not balok ini lebih mirip memahami simbol, dari pemahaman simbol kita jadi paham not mana pada gitar yang akan dibunyikan. Jadi, bagaimana bisa melatih membaca not balok ini bisa melatih otak kanan? Jika kita sedang membayangkan, atau merasakan sesuatu dengan suara, me

Cara Memilih Gitar yang Berjiwa

Pagi itu saya memainkan gitar klasik saya, saya mainkan karya bach (bouree), yang memang sedang saya latih, lanjut dengan beberapa karya milik F.Tarrega, saya sangat menggemari karya-karyanya yang menurut saya banyak sisi sentimentil yang terasa. Saya jadi teringat waktu pertama kali saya belajar bermain gitar, saya sempat kursus di yamaha, waktu itu gitar yang saya miliki adalah gitar klasik merek Osmond. E Pada tingkat itu saya hanya fokus belajar gitar, saya tidak terlalu paham gitar yang bagus dan yang jelek. Namun yang pasti gitar itu harus nyaman. Bisa juga ditangan saya waktu itu gitar itu tidak nyaman, hanya dikarenakan saya sangat menyukai memainkan gitar dan belajar gitar buat saya tetap merupakan hiburan walaupun jari-jari saya sampai sakit :-p. Seiring bertambahnya waktu dan kemampuan gitar saya ataupun gitaris yang lain yang pada proses belajar gitar untuk menjadi gitaris yang handal mulai mencari jati diri, "kesadaran" akan pentingnya "sound" mulai