Langsung ke konten utama

Les Musik di Yogyakarta (Jogja)

Ibarat nasi goreng, makanan hingga penjualnya, saya kadang membeli nasi goreng yang lewat didepan rumah, atau kadang kalau ingin makan nasi goreng spesial seafood, saya harus keluar rumah. Berbeda dengan Steak, makanan barat, saya tidak bisa memesannya langsung didepan rumah, atau meminta pesanannya untuk diantar kerumah.

Pizza, makanan populer dari itali, sudah banyak juga yang memberikan layanan antar kerumah, tidak hanya perusahan besar yang bersaing, bahkan saya sendiri lebih memilih dan memesan (membeli) pizza buatan teman saya dengan harga yang lebih murah dengan rasa yang sama lezatnya, tentu saja layanan antar kerumah ada biaya tambahan ataupun pembelian minimum.

Sama juga dengan musik, jika anda mencari les musik, entah itu les gitar, les drum, les piano atau juga ada yang ingin belajar gitar jazz atau blues, pastinya mencari yang terjangkau. Terjangkau jarak dan biayanya tapi juga "lezat" seperti pizza teman saya tadi. Artinya berkualitas.

Jika anda tinggal di daerah jalan Gejayan Yogyakarta, maka dekat sekali dengan Zianturi Studio Musik, yang serunya juga memiliki kursusan musik, Ibarat koki yang handal memasak, gurunya dipastikan berpengalaman agar ilmu yang tersaji terserap dengan baik. Dan....menyediakan jasa antar kerumah anda (privat kerumah), tentu saja dengan tambahan biaya yang sangat disesuaikan.

Les musik tidak jadilah masalah, anda datang, membayar, berlatih, dan bermainlah musik. Tunggu, anda ingin gurunya datang? Siap.

Zianturi Studio Musik & Music Course
Jalan Gejayan, Kepuh GK III/952
Yogyakarta
Call/SMS: 0815-1942-4553

P.S    : Kita menggunakan sistem grade untuk tingkat kesulitan
P.S.S : Mau dapat sertifikat juga? Bisa dibantu
P.S.S : Berkesempatan untuk tampil home concert? oke
P.S.S : Biaya? Terjangkau donk

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Yang Mengakibatkan Kemampuan Bermusik Mandeg Bahkan Turun

Pernah mikir gak sih? Udah belajar gitar lama, tapi kaya gitu-gitu aja! Terus nonton permainan gitaris lain di Youtube atau Instagram, lalu beropini wah mereka itu berbakat sekali ya, dan lain-lainnya. Ujung-ujungnya (ekstremnya) merasa gak guna latihan yang dilakuin selama ini hingga berhenti main gitar. Apa sih yang sebenernya terjadi? Kita mulai dengan membandingkan dengan apa yang kita lihat. Padahal apa yang kita lihat belum tentu sebuah kebenaran. Misal kamu sedang nonton postingan orang lain yang main gitarnya keren banget di Instagram ataupun di youtube. Pastinya yang tidak terlihat dalam video itu adalah berapa lama proses dia dalam menguasai permainan gitar tersebut dan berapa kali dia harus "take" video" tersebut.  Yah walaupun take video yang hanya berdurasi semenit itu belum tentu benar-benar semenit. Bisa jadi memang semenit tapi bisa juga dia baru puas pada hasil videonya setelah puluhan take . Hal membandingkan tadi bisa jadi seperti penyakit yang tidak ...