Langsung ke konten utama

Mitos-mitos Belajar Gitar Yang Tidak Tepat

Jika kamu sedang belajar gitar, sebenarnya banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang bermain gitar. Sayangnya sebagian mitos-mitos tersebut tidaklah tepat. 

Mitos-mitos ini sering saya temui tidak hanya seputar belajar gitar klasik, namun juga belajar gitar akustik dan belajar gitar elektrik. 


1. Harus Menggunakan Kuku

Ini adalah salah satu yang sering ditanyakan calon murid-murid saya baik yang belajar online atau offline yang juga menjadi sebuah mitos di masyarakat. Umumnya yang ingin belajar gitar fingerstyle atau pun klasik.

Penggunaan kuku ketika bermain gitar akustik atau klasik untuk sebagian gitaris sangat membantu. Namun bagi saya pribadi penggunaan kuku ketika bermain gitar klasik atau fingerstyle bukan sebuah keharusan.

Di sisi lain saya pribadi ketika bermain gitar klasik juga menggunakan kuku, tidak cukup panjang tapi cukup untuk membentuk tone yang saya inginkan. Kebalikannya ketika saya ingin bermain gitar akustik, jika saya bisa memilih saya tidak akan menggunakan kuku.

Penggunaan kuku tentu saja berhubugnan dengan tone yang ingin diciptakan ketika bermain gitar. Untuk sebagian gitaris ini dirasa perlu, namun bukan sebagai keharusan.


2. Tremolo Harus Pakai Kuku

Tremolo adalah salah satu teknik  yang dipakai di gitar klasik. Teknik tremolo akan ditemui di repertoar-repertoar advance gitar klasik. Sebagian mengatakan untuk mendapatkan tremolo yang baik harus menggunakan kuku.

Sebenarnya bermain tremolo tidak berbeda dengan bermain arpeggio. Teknik arpeggio yang dimainkan dengan sangat cepat di satu senar. Karena ini juga bagian dari teknik gitar, dan tentu saja ini akan ada hubungannya dengan point nomer 1 yang menurut saya bermain gitar tidak selalu harus menggunakan kuku.

Dengan logika ini tentu saja bermain tremolo tidak harus menggunakan kuku.


3. Jari-jari Kecil Susah Buat Main Gitar

Ini salah satu sering menjadi keluhan pemula yang sedang belajar gitar. Dari pengalaman saya mengajar siswa dari usia 6 tahun hingga dewasa. Dari sekian banyak siswa saya itu memiliki variasi struktur jari yang berbeda-beda.

Untuk anak-anak tentu saja jari mereka akan lebih kecil dibandingkan dengan jari orang dewasa. Walaupun mereka bisa menggunkan gitar yang lebih kecil, namun proporsi jari dan gitar bisa dibilang sama dengan orang dewasa atau bahkan lebih kecil. 

Jadi jari yang kecil susah buat main gitar bisa dibilang iya, namun bukan berarti tidak bisa. Itu hanya permasalahan di tekniknya. Dengan teknik yang tepat hal ini bisa dieliminasi. Karena semua murid saya yang berjari kecil (umumnya wanita) pada akhirnya tidak ada masalah ketika sudah tau cara bermain gitar yang benar.


4. Harus Menggunakan Alat Sehingga Jari Kuat Menekan Senar

Suatu hari saya ketika saya browsing di internet, saya menemukan satu iklan yang cukup menarik. Iklan tersebut adalah sebuah tools. Fungsi dari tools tersebut adalah melatih kekuatan jari untuk bermain gitar. Sempat berpikir "memangnya ada ya yang mau membeli alat ini?"

Karena barangnya ada, pastinya ada yang belikan! Namun dari pengalaman saya bermain gitar dari nol dan pengalaman-pengalaman murid-murid saya yang belajar gitar dengan saya. Tools ini tidak dibutuhkan.

Karena sebenarnya teknik dibentuk tidak hanya dari kekuatan jari. Namun lebih dari itu. Ketika saya bermain gitar sebenarnya saya hampir menggunakan tenaga dari tubuh saya. Jadi tidak murni hanya dari jari.

Ditambah lagi ada faktor lain juga yang bisa memudahkan jari-jari untuk bermain gitar, yaitu setting gitar yang dibuat senyaman mungkin mungkin sehingga jari-jari akan terlatih dan kuat seiring berjalannya waktu.


5. Gitar Yang Bersuara Keras Maka Gitar Makin Bagus

Ini salah satu yang menarik, beberapa kali saya menemukan di toko musik orang-orang yang sedang mencoba gitar-gitar yang akan dibeli mengatakan, "wah bagus, suaranya keras, suaranya nyaring". 

Gitar adalah instrumen yang sangat menarik, kadang orang awam suka tertipu bisa dari tampilan, kerasnya suara dan harga.

Dulu guru saya pernah menawari saya gitar klasik handmade buatan luthier asal Australia. Harganya cukup fantastis, walaupun harga secondnya sudah jauh lebih murah dari harga barunya, namun bagi saya harga sangat mahal karena menyentuh harga lebih dari 30 juta.

Saya mencobanya, dan cukup takjub dengan suaranya yang sangat keras. Bahkan dari projeksi suaranya bisa 2 kali lebih keras dari gitar yang saya miliki atau gitar guru saya. Namun ternyata karakter gitar tersebut adalah karakter gitar yang kurang cocok buat saya pribadi.

Saya tidak mengatakan gitar tersebut jelek, namun suaranya tidak cocok buat saya, tidak cocok dengan karakter bermain saya. Jadi gitar yang bagus tentu saja tidak selalu gitar dengan suara paling keras, gitar yang bagus adalah gitar yang sesuai dengan orang yang memainkannya.


6. Semakin Banyak Latihan Makin Baik

kok gak bisa-bisa? oh ini tinggal latihan lebih banyak saja. Ada benarnya, namun kalimat ini harus dilengkapi dengan latihan dengan cara yang benar. 

Jika kita memulai latihan dengan cara yang kurang tepat, walaupun dilatih selama 10000 jam juga hasil bisa melenceng dari apa yang kita inginkan.

Kualitas melebihi dari kuantitas. Latihan dengan kualitas yang baik menghasilkan hasil yang lebih  dari pada latihan lebih lama dan lebih sering namun dengan cara yang kurang tepat. Tentu saja cara-cara latihan sangat berpengaruh dalam hasil bermain gitar kamu. Namun ini bisa masuk bahasan yang lain.


7. Gitar Dengan Amplifier Lebih Baik

Suatu hari saya ke toko musik, seperti biasa niatnya memang membeli senar. Tapi karena sudah sampai sana tentu saja ingin mencoba gitar-gitar yang ada di toko tersebut, bisa jadi referensi buat saya pribadi atau buat murid-murid saya yang ingin membeli gitar baru atau yang akan membeli gitar untuk pertama kalinya berbeda-beda.

Tidak jarang seller memberi saya tambahan, gitar ini dan itu dengan feature, ini sudah bisa dicolok ampli mas. Pertanyaannya, apakah memang feature ini yang saya butuhkan saat ini? Terutama gitar klasik atau akustik diharga entry level dan dipergunakan untuk yang pertama kali bermain gitar ini sebuah feature yang belum tentu terpakai.

Terutama gitar akustik atau klasik suara yang dihasilkan murni dari tabung (bahan dari gitar tersebut), penggunaan amplifier tidak membuat gitar menghasilkan suara yang lebih baik. Menjadi lebih keras iya, namun ini memang diperuntukkan buat gitaris-gitaris yang perform rutin tiap minggunya. 

Misal seorang gitaris yang bermain reguler di cafe atau yang tiap minggu selalu ada manggung. Ini salah satu feature di gitar yang dibutuhkkan. Namun jangan sampai menillai gitar yang lebih baik itu gitar yang bisa dicolok ampli.

Saya sering menemui gitar yang harganya sangat mahal namun juga tanpa amplifier, ini jelas kualitas kayu dari gitar tersebut lebih diutamakan dari part elektronik dari amplifiernya itu sendiri.


8. Awal Belajar Gitar Harus Belajar Gitar Klasik

Tidak jarang saya menemui murid-murid baru saya ingin belajar gitar klasik tidak tau musik klasik itu yang seperti apa. Walaupun ini sah-sah aja, dan tidak ada masalah jika siswa memang ingin mengetahui seluk musik klasik.

Namun jika ketika kamu diawal mau belajar gitar itu sudah suka mendengarkan jenis musik-musik lain, seperti pop, rock dan lainnya yang bukan musik klasik, maka tidak ada keharusan perjalanan belajar gitarmu belajar gitar klasik terlebih dahulu. 

Dengan langsung memilih belajar gitar secara umum (pop dan sejenisnya), ini akan mempercepat proses belajar gitar kamu.


Itu adalah mitor-mitos yang sering beredar di masyarakat, namun sebenarnya banyak sekali mitos-mitos lain yang mungkin akan saya tulis lagi pada postingan berikutnya.

semoga bermanfaat.

Cek kursus gitar online, belajar gitar bisa dimana aja, kapan aja dengan biaya hemat, klik disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d