Buat kamu yang hobi mendengarkan musik, atau yang sedang belajar musik, belajar gitar, belajar piano, biola, ada saat nya musik itu mempengaruhi tubuh kita bahkan ke jiwa kita.
Mungkin pernah disaat kamu sedang mengendarai mobil atau motor dengan mendengarkan musik. Dimana musik hanya seperti sambil lalu dan mendadak tiba-tiba di sebuah bagian atau lagu tertentu membuat diri kamu menjadi dan merasa "berbeda". Lagunya bikin senang, sedih, susah atau malah panik.
Atau mungkin buat kita yang hobi nonton film dimana tiap film pastinya ada sebuah musik yang membelakanginya. Hal ini tentu berfungsi untuk menambahkan efek tertentu pada sebuah adegan.
Misal ada sebuah adegan kejar-kejaran dan musik yang mengiringi bernuansa cepat, tanpa kita sadari kita juga merasa "tegang dan cepat", atau sebuah adegan sedih diiringi dengan lagu yang bernuansa sedih juga menambah suasana sedih bagi yang menonton.
Ada juga film horror jika ditambah dengan musik yang misterius dan mengagetkan hingga menambahkan kesan seram film tersebut.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Pada dasarnya sistem tubuh kita itu beritme. Seperti nafas, dan detak jantung kita juga beritme. Ritmis. Ketukan.
Contoh lain, pada saat gempa di jogja 2006 panik, lalu sesaat tenang kembali. Lalu muncul isu tsunami beberapa jam kemudian, sebagai orang kota banyak yang beropini, "ah mana mungkin, jogja kan jauh dari pantai", alias lebih tenang, namun itu sangat berbeda ketika disaat yang bersamaan terdengar suara langkah-langkah cepat hingga berlari tidak hanya satu orang.
Suara yang terdengar begitu ramai, gerombolam orang sedang berlari, langkah-langkah kaki yang berlarian makin keras, begitu juga banyak suara-suara kendaraan motor yang melaju seperti sebuah balapan. Orang yang mendengarnya akan terbawa suasana bahwa terjadi sesuatu yang "penting dan bahaya", tubuh bereaksi hingga mempengaruhi pikiran.
Sekarang bayangkan suara-suara itu "berbentuk" nada atau suara. Itu lah musik.
Ketika saya mengajarkan gitar pada murid saya yang baru belajar gitar pertama kali/teknik dasar, saya selalu mangajarkan mayor scale dan minor scale. Ini salah satu dasar terpenting dalam musik.
Dimana dalam mayor kita bisa mendengar sisi-sisi ceria, senang dan bahagia. Sebaliknya minor menghasilkan efek yang berlawanan yaitu sedih.
Berbeda dengan orang yang tidak belajar musik dimana tingkat "merasakan" suatu lagu dan tema berbeda dengan orang yang belajar musik. Dimana mereka merasakan musik dan menggambarkan nya sesuai dengan apa yang pernah mereka alami (contoh dari menonton film).
Dimana sewaktu saya mengajarkan "ballroom blues" karya richard wright yang berirama slow waltz, murid saya mengatakan "lagunya seperti "mengendap-endap".
Ada juga ketika saya mengajarkan kojo no suki, murid saya tampak antusias walaupun lagu tersebut dimainkan dengan minor, ternyata nada-nada pada lagu itu dekat dengan psikologis si anak, sehingga si anak suka memainkannya.
Ada kalanya saat saya memainkan sebuah etude milik carcassi yang berirama cepat dengan not seperenambelas, istri saya meminta saya untuk mengganti lagunya, karena lagunya kurang menenangkan dan saya menggantinya dengan largo karya vivaldi.
Jelas bahwa musik bisa mempengaruhi tubuh hingga jiwa pendengarnya. Musik yang diterima telinga kita memberikan reaksi pada nafas dan detak jantung kita sehingga otak menganalisis dan mengeluarkan memory lampau milik kita sehingga kita bisa merasakan kembali hal-hal tersebut.
Bukankah kita pernah merasa marah, sedih, terburu-buru, kecewa, hingga bahagia?
Maka dari itu pilihlah musik yang baik buat diri kita, sehingga musik menghasilkan sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Salam
Harwindho S
Les Gitar Offline & Online
Komentar
Posting Komentar