Langsung ke konten utama

Apakah Gear Factor Mempengaruhi Permainan Gitar pada Gitaris?

Siapa sih yang saat ini gak nonton youtube. Buat gitaris salah satu hiburannya adalah nonton gear-gear gitar seperti macam-macam efek gitar, ampli dan tentu saja gitar itu sendiri. Dalam hobby ini tentu kita jadi penasaran, dengan gear-gear tersebut?

Seandainya kita punya dana unlimited pastinya kita ingin mencoba semuanya, bukan karena kita akan menggunakan semua gear tersebut, namun lebih ke gear mana yang cocok buat kita, dan merasa gear factor itu akan membuat permainan gitar akan lebih keren. Apakah seperti itu?

Sebagai gitaris saya jawab dengan singkat, tentu saja gear factor itu mempengaruhi permainan gitar si gitaris. Banyak alasannya. Baca terus.

Perlu diingat bahwa gear factor disini termasuk faktor eksternal dari permainan gitar. Tanpa menghilangkan faktor internal, yaitu teknik dari gitaris itu sendiri. Teknik dari gitaris adalah yang utama, namun jika didukung dengan faktor eksternal tentu ini akan memaksimalkan permainan dari gitaris tersebut.

Gear factor yang pertama adalah instrumen gitar itu sendiri. Beberapa murid baru belum tentu sadar gitar-gitar yang dijual dipasaran memiliki suara yang berbeda. Ini termasuk semua jenis gitar ya, baik itu gitar klasik, akustik ataupun elektrik.

Gitar klasik yang bentuknya gitu-gitu aja bisa menghasilkan suara yang berbeda (tergantung konstruksi dari gitar itu sendiri). Gitar akustik dengan ukuran body yang berbeda juga pastinya menghasilkan suara yang berbeda. Termasuk juga gitar elektrik, jika gitar akustik beda ukuran saja bisa menghasilkan suara yang berbeda tentu saja hal ini juga berlaku dengan gitar elektrik.

Belum lagi jika kita membahas neck gitar yang berbeda yang menhasilkan playbility yang berbeda-beda yang mana ini menjadi hal yang penting bagi gitaris dalam memilih gitarnya. Jika neck-nya nyaman di jari dia, maka dia akan lebih mudah memainkan nada-nada di gitar tersebut.

Lanjut ke gear factor kedua adalah ampli gitar. Ampli gitar yang pada dasarnya membuat suara gitar elektrik menjadi keras sebenernya berpengaruh pada karakter output yang dikeluarkan. Beda brand, dan beda tipe ampli (ampli tabung dan yang bukan tabung) menghasilkan suaranya yang jauh berbeda. 

Hal ini untuk menjadikan banyak pilihan warna tone pada gitar. Dengan variasi tone yang berbeda gitaris akan merasa lebih enjoy dalam memainkan musiknya. Mereka enjoy karena karakter suara yang diinginkan gitaris bisa tercapai menjadikan kepuasan pribadi.

Faktor yang terakhir adalah efek gitar. Efek gitar yang dijual dipasaran ini beraneka ragam, dari model stompbox ataupun yang model digital. 

Efek gitar umumnya diperuntukkan untuk gitar elektrik. Efek gitar yang berasalah dari pedal board menyajikan suara gitar yang beraneka ragam, mungkin diluar yang dibayangkan gitaris. 

Hal ini karena jumlah efek dari beda-beda merk ini sangat banyak dan beragam yang beredar di pasaran, mulai dari pilihan efek overdrive, distorsi, modulasi dan efek-efek aneh lainnya sehingga gitaris memiliki banyak pilihan karakter suara yang cocok dengan musik yang sedang dia mainkan.

Kenapa jenis-jenis ini ada karena saat ini begitu banyak jenis-jenis musik dengan eksplorasi sound. Eksplorasi sound ini adalah bagian dari kreativitas tiap gitaris. Dengan eksplorasi inilah yang mempengaruhi permainan gitaris secara tidak langsung.

Dari semua itu tadi walaupun gear factor ini mempengaruhi dan menunjang permainan, namun bukan berarti kita fokus untuk memperkaya gear factor kita. Karena sifatnya memang menunjang permainan maka menurut saya memang harus disesuaikan dengan kebutuhan kita saat itu.

Dan yang utama tentu saja kembali kepada teknik bermain gitaris tersebut. Bagaimana skill kita pada saat itu, upgrade skill yang dibarengi dengan upgrade gear bisa menjadi tolak ukur yang baik.

Semoga bermanfaat.

cek, tempat belajar gitar dimana aja, kapan aja dengan biaya murah disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d