Sudah lebih dari 30 tahun terhitung dari pertama kali saya diperkenalkan dengan instrumen gitar ini. Dari yang awalnya hanya diajarakan olah ayah saya hingga saat ini saya yang mengajarkan ke orang-orang alias saya menjadi seorang pengajar gitar. Namun dari semua itu ada hal-hal atau penyesalan terbesar saya ketika saya belajar gitar dan berharap saya lakukan hal tersebut lebih awal. Apa saja? Yang pertama, belajar tangga nada lebih awal. Musik itu diawalin 7 nada dasar dengan interval yang berbeda, dimana nada jarak yang bernada whole tone (penuh) masih bisa diisi lagi dengan nada lain sehingga menghasilkan 12 nada. Sederhana secara teori, namun yang terlupakan adalah ketika saya tidak mendengarkan dan melatihnya dengan lebih intens. Karena gitar ini adalah instrumen musik, jadi tetaplah pondasi dasarnya pada nada-nada tadi yang total berjumlah 12 nada. Melatih penjarian tentu penting, tapi sering kali malah lupa dengan apa yang dihasilkan dengan jari-jari kita ketika...
Pernah mikir gak sih? Udah belajar gitar lama, tapi kaya gitu-gitu aja! Terus nonton permainan gitaris lain di Youtube atau Instagram, lalu beropini wah mereka itu berbakat sekali ya, dan lain-lainnya. Ujung-ujungnya (ekstremnya) merasa gak guna latihan yang dilakuin selama ini hingga berhenti main gitar. Apa sih yang sebenernya terjadi? Kita mulai dengan membandingkan dengan apa yang kita lihat. Padahal apa yang kita lihat belum tentu sebuah kebenaran. Misal kamu sedang nonton postingan orang lain yang main gitarnya keren banget di Instagram ataupun di youtube. Pastinya yang tidak terlihat dalam video itu adalah berapa lama proses dia dalam menguasai permainan gitar tersebut dan berapa kali dia harus "take" video" tersebut. Yah walaupun take video yang hanya berdurasi semenit itu belum tentu benar-benar semenit. Bisa jadi memang semenit tapi bisa juga dia baru puas pada hasil videonya setelah puluhan take . Hal membandingkan tadi bisa jadi seperti penyakit yang tidak ...