Saat ini sedang ramai festival jazz yang "kurang" jazz. Bisa jadi ini puncak dari kelatahan dari istilah musik yang diungkapkan beberapa musisi top atas Indonesia. Sebenarnya kelatahan istilah musik tidak hanya terjadi baru-baru ini. Kelatahan ini sudah berlangsung lama dan tidak hanya istilah "Jazz" belaka. Untuk istilah musik yang sering disalahartikan adalah akord dan kunci. Saya sudah menulis tentang perbedaan ini, dan masih banyak sekali orang yang belum bisa membedakannya. Bahkan masih ada youtube channel yang memberikan tutorial masih salah dalam menggunakan istilah yang tepat. Buat kamu yang belum baca tentang bedanya akord dan kunci, bisa baca disini . Tidak hanya itu, masih ada juga istilah-istilah lain yang bisa jadi salah arti yang sering diungkapkan oleh orang-orang yang merasa tahu tapi sebenarnya tidak bisa mempertanggung jawabkan pernyataannya. Mungkin kamu pernah tahu tentang bakpia kukus? ya dengan membawa nama bakpia dan embel-embel oleh-oleh ...
Kenapa hal ini harus dipertanyakan? atau akan saya tanya dengan apakah kamu kursus gitar seumur hidup kamu? Bisa iya, namun kebanyakan akan menjawab tidak. Alasan paling sederhana adalah karena biaya. Tapi ternyata dari pengalaman saya mengajar gitar yang sudah lebih dari 10 tahun bukan biaya alasannya. Baik, kita lihat sistem pendidikan kita. SD, SMP, SMA, Sarjana dan seterusnya. Semua selalu ada mulai dan akhirnya. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya kita tidak berhenti belajar walaupun kita telah lulus dari S3 sekalipun. Ada beberapa orang di antara kita yang haus akan ilmu, ada yang haus akan informasi, ada juga yang hanya rasa penasaran. Untuk belajar musik baik itu pastinya ada langkah demi langkah. Ini tidak berbeda dengan belajar di sekolah yang lebih banyak pendekatan untuk pendidik formal. Maka dari itu dalam sebuah kursus atau sekolah musik biasanya ada grade yang menandakan pencapaian tertentu skill tertentu. Sama kaya SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun...