Seperti biasa hari sabtu sore saya ada jadwal mengajar les privat gitar di daerah selatan jogja. Murid saya ini sudah belajar gitar dengan saya cukup lama sejak dia berusia 10 tahunan. Saat ini dia mengambil les gitar akustik dengan saya.
Pertemuan saya dengannya seperti biasa, saya mengajarinya teknik-teknik gitar diawal sesi dan dilanjutkan dengan memainkan lagu. Saat ini dia sudah masuk materi gitar grade 3 dimana keseluruhan ada 4 grade dan jika dibutuhkan saya tambah menjadi 5 grade.
Saya perhatikan dia agak kesulitan dalam memainkan teknik-teknik gitar. Seperti kebanyakan anak-anak yang lain, mereka ingin memainkan lagu-lagu yang dengan teknik sederhana, atau memainkan iringan lagunya saja. Sering saya menekankan kepada mereka, dibalik lagu-lagu yang dimainkan itu ada teknik-teknik dasar yang harus dikuasai, dan lagu adalah aplikasi dari teknik-teknik tersebut.
Sore itu dia mulai sesi dengan teknik-teknik, karena dia sudah grade 3 yang sudah saat nya untuk melatih “speed”, selain melatih picking tangan kanan, arpegio juga ketepatan jari-jari tangan kiri dalam menekan nada yang dimainkan. Dia tampak penasaran dan gigih dalam berlatih. Dibalik ini semua kita bisa melihat etos kerja sang anak, dia merasa penasaran dan hal ini menguji ketahanan dia. Setelah berlatih teknik-teknik tersebut kita melanjutkan sesi itu dengan memainkan lagu.
Biasanya saya banyak mengambil lagu-lagu dari luar, atau lagu barat. Selain karena basic saya adalah musik-musik dari Inggris, britpop dan sejenisnya. Ini sudah lagu ke-3 yang dia pelajari di grade 3 ini. Dimana lagu-lagu yang saya ajarkan di grade 3 ini kurang lebih 5-7 lagu. Tidak seperti Grade-grade awal yang hanya memainkan 3-4 lagu “serius”.
Diselasela istirahatnya kita sedikit mengobrol tentang musik dan lagu-lagu yang kita pelajari dan ahirnya menjabar ke musik-musik yang lain. “mas, lagunya kok susah susah?” tanya dia,
“akordnya aneh-aneh” tambah dia
“masa mau ta kasi lagu yang sederhana lagi? Kan kamu sudah lewat!” timpal saya
“iya ya, ini lagunya aneh-aneh, kaya gak bisa ditebak, padahal kalo aku mainin lagu-lagu indonesia itu kok jadi mudah-mudah ya, akordnya itu-itu aja” murid saya menjelaskan.
Saya cukup terkejut mendengarkannya, karena saya tahu tidak semua musik di Indonesia hasil karya anak bangsa sesederhana itu. Sebenarnya yang dia maksud lagu-lagu yang sering tersiar di televisi, yang sering diputar diacara “inbox” dan sejenis, yang hampir semuanya memainkan musik sejenis. Bahkan saya bisa tidak betah menontonnya, hehe. Namun itulah adanya, musik Indonesia bisa saya bilang 80% memiliki jenis yang sama.
Mungkin, hanya mungkin pada ahirnya kita akan bosan dengan suguhan yang itu-itu saja, kita membutuhkan sesuatu yang berbeda, yang bisa mewakili jiwa kita masing-masing. Sebagai contoh kita makan nasi tiap hari, lauk ikan. Ada kalanya kita ingin mencoba jenis masakan lain, entah itu kentang goreng, steak, atau jenis masakan tradisonal yang berlimpah ruah di Indonesia ini. Kita sebisa mungkin tidak terpaku pada satu jenis, karena kita tidak ingin terjebak dalam kebosanan.
Kebosanan.
Pribadi masing-masing berbeda, mungkin ada persamaan, tapi pada dasar nya berbeda-beda, bersuku-suku, berbangsa-bangsa. Kita sungguh merugi kalau hanya disatu titik. Begitu juga dengan musik alangkah baiknya jika musik Indonesia yang terekspos itu beraneka ragam banyaknya, dari musik cadas, punk, post punk, Rock, heavy metal, dark rock, Indie, Indie rock, Indie pop, Mod, RnB, Pop, Classic, Folk, Folk Rock, Folk pop, Swing, bermacam-macam jazz dan Blues. Dan musik-musik itu yang diperdengarkan masyarakat luas, mendidik telinga-telinga kita sehingga tidak jenuh dan berkembang. Musik kita menjadi tidak tertinggal dengan negara tetangga, Jepang bahkan Filipina.
Kembali ke murid saya yang sedang belajar gitar, saya memang banyak memberikan musik untuk materi les privat gitar beraneka ragam agar si murid juga melihat sisi lain jenis-jenis musik namun tetap dalam lingkup *pop*. Dan setelah mereka menghabiskan semua materi yang saya ajarkan, mereka dapat mengembangkan ke musik-musik yang benar-benar mereka sukai yang merupakan perwujudan dari jiwa mereka sendiri.
Komentar
Posting Komentar