Langsung ke konten utama

Inspirasi dalam Belajar Gitar

Joe Satriani Salah Satu Inspirasi Banyak Gitaris
Ini tengah malam, entah mengapa mendadak saya tersadar dari kegitan membaca saya dan langsung menyalakan laptop. Ada sesuatu yang ingin saya bagikan dengan Anda. Sore ini saya pergi ke toko buku. Saya membaca hampir semua judul buku sepanjang mata saya memandang, terkecuali buku-buku yang terpajang berdiri berderet, kepala saya tidak cukup lihai dan luwes untuk memiringkan kapala untuk sekian lama.

Satu jam berlalu dan ahirnya saya memutuskan untuk membeli beberapa buku, saya bawa ke kasir, membayarnya, memasangkan sampul dan tidak lama kemudian saya sudah berada di ruang tamu rumah saya, yang seperti biasa tampak berantakan yang dipenuhi dengan instrumen gitar-gitar, bass gitar bahkan drum diberbagai sudut ruangan.

Tentu saja disitu banyak gitar, berhubung saya seorang musisi dan juga seorang pengajar gitar dan sudah mengajar lebih dari 9 tahun. Namun sore itu saja tidak tertarik untuk memainkan gitar saya atau mengingat-ingat sudah sejauh mana perkembangan murid-murid saya yang mencapai puluhan itu. Saya lebih tertarik pada buku-buku yang saya beli.

Kebetulan saya menghabiskan satu buku kecil pada sore itu, saya suka bukunya. Dan saya lanjut dengan buku karangan Joe Vitale, beliau salah satu penulis favorit saya, dan kebetulan buku yang saya beli itu tentang pemasaran inspiratif. Satu bab dibuku itu membuka pandangan saya yang membuat saya teringat akan murid-murid saya.

Temanya adalah inspiratif. Sebelumnya saya akan cerita sedikit dengan Anda. Sebelum saya berprofesi sebagai pengajar gitar, saya seperti anda, masuk sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, kuliah, dan bekerja. (well, mungkin ada dari kalian yang masih dalam study). Saya belajar gitar otodidak awalnya, diperkenalkan bapak saya, “beruntung” keluarga saya cukup memiliki referensi yang luas dengan musik (ibu saya juga seorang seniman).

Bob dylan, The Beatles, Elvis Presley, Simon and Garfunkel, The shadows, dan masih banyak lagi. Mereka banyak mengisi hari-hari kami waktu itu. Saya belajar “sedikit” pada waktu, dan memutuskan untuk mengambil kursus gitar disebuah lembaga di jogja. Klasik, yup, saya kursus gitar klasik dan bertahan setahun dan berhenti dikarena konsentrasi untuk ujian kelulusan.
Setelah lulus barulah saya mengenal gitar elektrik, hingga berujung membuahkan sebuah band. Di band ini saya mulai menciptakan lagu. Disinilah awal mulanya tindakan inspiratif itu bermula.Tanpa saya sadari saya sudah menciptakan banyak lagu yang ahirnya direkam hingga menjadi 3 album. Pada awalnya saya tidak akan menyangka bisa menciptakan lagu, hal ini hanya bermula karena saya terinspirasi oleh band-band favorit saya yang banyak beraliran britpop.

Saya hanya memainkan gitar saya diwaktu-waktu senggang, atau pun waktu yang tanpa saya sadari itu tidakan inspiratif untuk memainkan gitar. Dan saat itulah inspirasi itu datang sekektika, saya mengikutinya dan ahirnya saya berhasil menciptakan lagu satu demi satu. Saya tidak memaksakan untuk membuat lagu, well namun ada saat dimana saya benar-benar merencanakan untuk menciptakan lagu. Namun disini juga saya sadari kualitas yang dihasilkan juga berbeda, menurut saya pribadi lagu-lagu yang tercipta karena tindakan inspiratif lebih punya hook dibanding yang lainnya.

Disaat saya menumui batasan dalam musik saya, saya merasa tidak puas, saya berpikir dan ahirnya mengambil tidakan untuk mengambil kursus gitar lagi. Tapi kali ini saya mengambil gitar elektrik maupun klasik . Saya selesaikan kursus elektrik dan saya lanjutkan ke gitar klasik.

Disini saya mulai menemui hambatan, saya yang sudah terbiasa bermain gitar elektrik terasa canggung bermain klasik. Hingga rasanya ingin menyerah, dan saya pikir saya menyerah, tapi tidak. Disaat-saat itu saya melakukan apa yang biasa saya lakukan, mainkan saja gitarnya lalu tindakan inspiratif itupun menunjukkan jalannya. Akhirnya saya tidak menyerah, saya melewatinya, dan tidak sesulit yang saya bayangkan. Saya berhasil menguasainya.

Apa hubungannya? Hampir semua murid-murid saya yang belajar gitar atau les privat gitar sama saya tidak tau apa-apa sama sekali. Ada yang punya gitar, tp belum pernah memainkannya, ada yang belum punya gitar sama sekali atau mereka dimulai dari nol. Tapi setelah 6 hingga 8 bulan rata-rata mereka sudah bisa memainkannya.

Mungkin anda menganggapnya lama sekali, well jika anda ingin instant juga bisa, tapi akan susah untuk mengembangkannya. Musik memang tidak bisa dipaksakan, begitu pula dalam proses belajarnya, biarkan tindakan inspiratif itu datang, dan langsung lakukan.

Ada kalanya harus “jeli” merasakan ini, terutama bagi anda yang sedang belajar gitar dan memainkannya atau bahkan mengembahkannya. Anda bisa saja menjadwalkannya, itu tentu saja baik, namun kadang musik berbicara lain, kadang anda ingin memainkan gitar subuh atau bahkan tengah malam. Mainkan saja asal liat kanan kiri, jangan sampai mengganggu yang lain :-)
Ini penting, otak kita akan merekamnya, yang penting mainkan, anda hanya bisa satu atau dua akord, mainkan, anda baru belajar tangga nada, maikan. Jangan menundanya. Dan tanpa anda sadari atau tidak anda mengalami kemajuan. Dan saya jadi teringat, saya masih membuka kelas untuk les privat gitar bagi anda yang berdomisili di kota jogja.

Ok, and Good Day :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d