Langsung ke konten utama

Kapan Seseorang Disebut Bisa Bermain Gitar?

Ketika saya menemui murid baru yang ingin belajar gitar, biasanya saya akan menanyakan ke mereka, "mau belajar gitar sampai kapan?", jawabannya sederhanya adalah sampai bisa.

Hanya saja bisa bermain gitar ini cangkupannya cukup luas. Maka dari itu di kursusan umumnya kesulitan dalam belajar dibagi dalam beberapa grade. Begitu juga di Universitas materi yang dibagi-bagi dalam tiap semesternya.

Belajar gitar adalah sebuah perjalanan yang sangat penjang. Bukan berarti tiada akhir, namun kembali lagi kenapa kamu belajar gitar. Apa yang ingin dicapai secara spesifik. Apakah bisa bermain irigan, bermain melody, bermain permainan tunggal? Atau ada keinginan lainnya?

Ada yang beberapa murid online yang belajar gitar kepada saya karena sebelumnya hanya bisa bermain gitar yang sekedar bisa-bisaan. Dan itu tidak cukup buat mereka. Mereka merasa tidak mau main gitar hanya sekedar meniru saja, mereka menginginkan lebih dari itu. Misal saja mereka ingin bisa mencari lagu sendiri tanpa bantuan video tutorial, atau bisa menciptakan meloldy bhakan lagu mereka sendiri.

Maka dari itu untuk konteks kali ini adalah bisa dalam konteks sebagai beginner. Pemain gitar beginner cakupannya adalah penguasaan open akord dan sabagian barre chords. Ini menerupakah hal yang sangat basic.

Open akord terdiri dari akord A, D, E, C, G mayor, ditambah 3 akord minor, Am, Em, dan Dm. Dari open chord ini umumnya penguasaan akord F dan Bm menjadi suatu tambahan akord yang krusial untuk beginner. Hal ini dikarenakan akord-akord tersebut sudah bisa untuk memainkan lagu-lagu pop yang sering kita dengar saat ini.

Beberapa barre chord juga tentu diperlukan, namun beberapa akord diatas adalah starter pack paling awal sebelum kamu memainkan lagu-lagu favorit kamu.

Tidak hanya menguasai akord tersebut namun juga penguasaan ilmu ketukan, ritme dan nada. Jadi hafal akord tertentu tidak membuat seseroang dianggap bisa bermain gitar. Karena pada akhirnya akord tersebut akan digunakan dalam sebuah lagu.

Pemahaman nada juga penting. Dimana dari sini seseorang akan bisa mengenali nada yang makin tinggi atau makin rendah, perubahan nada hingga akord. Membedakan nada mayor dan minor, karena di dalam lagu ada yang bernuasa mayor dan minor.

Tentunya, shift antara akord di lagu juga menjadi krusial, dan timing yang pas kapan harus mengganti akord di lagu tersebut.

Dengan begitu banyak hal-hal tadi yang kesemuanya adalah satu kesatuan ketika kita bermain gitar. Artinya dalam satu waktu seseorang yang bermain gitar secara sadar atau tidak sadar melakukan semua itu dalam waktu yang bersamaan, artinya dibutuhkan motorik yang independen antara penjarian tangan kiri dan kanan yang diselaraskan dengan tempo dan ketukan pada lagu yang dimainkan.

Jadi kira-kira kamu ada di posisi yang mana? Bisa? atau hanya sekedar bisa-bisaan?

Semoga Bermanfaat

Belajar gitar dengan baik dan benar, gak salah langkah dan gak sekedar cuma bisa-bisaan, cek disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d