Langsung ke konten utama

Bagaimana Mengklasifikasi Gitar Standar Menurut Kebutuhan

Seperti yang kita tahu bahwa gitar yang ada dipasaran itu banyak sekali. Dengan variasi harga dan merk. Gitar-gitar tersebut dibuat untuk mengakomodir kebutuhan yang ada dipasaran.

Kebutuhan orang akan gitar standar akan berbeda-beda. Saya sering melihat "pengamen" jalanan di perkotaan kota Melbourne dimana mereka banyak menggunakan gitar-gitar seperti Fender, Taylor, dimana gitar-gitar tersebut jarang digunakan oleh pengamen-pengamen di Indonesia yang secara harga tentu bukanlah barang yang murah.

Untuk di Indonesia sendiri musisi yang bermain di cafe-cafe tidak semuanya menggunakan gitar Fender yang secara harga memang lebih mahal dari gitar merk Cort atau Squire.

Artinya secara tidak langsung kebutuhannya berbeda-beda. Termasuk buat kita yang sedang belajar gitar, apakah harus menggunakan merek tertentu di harga tertentu? Mari kita bahas

Akan kita bagi beberapa berdasar kebutuhan. Dimana jika kamu pertama kali belajar gitar maka standar gitar untuk kamu miliki tentu tidak harus gitar dengan harga yang paling mahal. 

Standar gitar untuk belajar gitar tentu harus nyaman digunakan, dimana action dari gitar tersebut cukup rendah sehingga untuk memainkannya akan lebih mudah. Yang kedua adalah gitar tersebut harus tune ini di semua nada di fretboard. Jika gitar tidak bisa tune di nada-nada tertentu artinya ada kesalahan pada skala konstruksi gitar tersebut.

Standar untuk kamu sebagai musisi yang sering tampil di acara-acara reguler seperti cafe. Gitar standar yang perlu dipakai adalah yang efisien dan menunjang pekerjaan. Pekerjaan ini membutuhkan pilihan lagu-lagu top 40, yang secara genre bisa beraneka macam. 

Misal untuk gitar elektrik, dibutuhkan karakter gitar yang cukup bisa mencakup berbagai genre dan enak dimainkan berjam-jam tiap malam. Para gitaris banyak memilih gitar dengan jenis stratocaster, dengan alasan selain nyaman, stratocaster bisa fit in untuk berbagai genre musik. Gitar ini nyaman di bawa dan digunakan karena bentuk gitarnya yang ergonomis di badan.

Untuk gitar akustik, yang biasa dipake perform di cafe-cafe mereka menggunakan gitar akustik yang memiliki pick up sehingga bisa di pakai menggunakan ampli, dan memudahkan mereka untuk mensetting suara dengan instrumen lainnya.

Sedangkan untuk yang belajar gitar klasik, untuk tingkat pemula memang tidak dibutuhkan gitar yang mahal, namun tidak ada salahnya memiliki gitar dengan top solid wood, sehingga projeksi suara dan dinamika suara lebih luas dan maksimal sehingga gitar ini bisa menyampaikan nada-nada untuk repertoar dengan lebih baik.

Sedangkan untuk profesional gitaris biasanya memilliki standar yang lebih tinggi. Dengan gitar-gitar merek-merek terkenal seperti Gibson, Fender, Martin dan lain sebagainya. Termasuk juga untuk gitaris klasik yang menggunakan gitarnya untuk perform dan recording, banyak yang menggunakan gitar-gitar luthier ternama dengan harapan tone yang didapat dari gitar tersebut seseuai dengan keinginan mereka.

Diluar itu semua kita tidak bisa mengesampingkan budget. Gitar yang dijual dipasaran dari harga ratusan ribu hingga ada juga yang ratusan juta ini berarti tidak semua orang butuh gitar yang sama. 

Tapi rule yang saya punya untuk gitar yang sesuai dengan kebutuhan adalah yang sesuai budget kita dengan syarat gitar itu nyaman dimainkan dan bisa menghasilkan nada yang tune. Gitar yang lebih mahal tentu bisa memberikan lebih, saya tidak akan bohong tentang itu.

Misal, banyak yang bilang bahwa gitar Epiphone suaranya bisa menyaingi gitar Gibson dengan harga yang jauh lebih murah. Namun di tangan kolekter, gitar Gibson sudah seperti investasi yang harganya lebih bisa bertahan dibanding Epiphone.

Jadi, semoga kamu dan para gitaris lainnya bisa menemukan dan memilih gitarnya masing-masing yang sesuai kebutuhannya.

Semoga bermanfaat.

Cek kursus gitar online, belajar gitar gak pake ribet dan gak pake mahal, cek disini



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d