Langsung ke konten utama

Perbedaan Gitaris, Guru (Pengajar) Gitar, Dan Komposer?

Banyak yang mengira bahwa seorang gitaris yang baik pasti akan bisa mengajar gitar alias menjadi guru dan bisa juga membuat komposisi yang keren. Kenyataannya tidak selalu, ini beberapa alasannya.

Seorang gitaris (player), guru gitar dan komposer (pencipta lagu yang berasal dari gitaris) semuanya bisa bermain gitar. Namun banyak hal yang membedakan dikarenakan tujuan akhir dari mereka ketika belajar gitar berbeda.

Seorang player (pemain gitar), memang dari awal belajar gitar hingga bisa bermain gitar dan menjadi gitaris yang handal fokus untuk bermain dengan sangat indah. Dia akan membangun teknik dia dan mengumpulkan repertoar dan berusaha memainkannya dengan seindah mungkin.

Seorang gitaris secara umum akan diarahkan bisa bermain dalam format solo, duo, trio atau grup. Dengan memposisikan dirinya sesuai dengan apa yang musik itu ingin disampainkan.

Seorang gitaris selain fokus pada pengembangan teknik dia bermain gitar tentu perlu juga ilmu panggung. Pada akhirnya seorang gitaris akan tampil pada sebuah acara (gig) baik itu acara kecil, besar, baik acara-acara santai hingga ke pekerjaan yang lebih prosfesional.

Hal ini menjadikan porsi latihan dari seorang gitaris lebih banyak difokuskan untuk perform, minim kesalahan dan menyampikan musik dengan lebih baik ke penonton atau pendengar.

Sedangkan seorang guru gitar tentu saja diawali hal yang sama yaitu belajar gitar, dan bisa menjadi seorang gitaris yang handal juga. Namun yang membedakan adalah dia sekarang tidak hanya bisa bermain baik, namun juga bisa mengarahkan orang lain untuk bermain baik, bahkan lebih baik dari dirinya sendiri.

Seorang (Pengajar) guru gitar tentu diawali juga dengan bisa perform, baik itu solo atau dalam group. Dan ketika dia memutuskan untuk mengajar dan menjadi guru otomatis dia akan menambahkan ilmu-ilmu lain yaitu ilmu mengajar, dimana apa yang diajarkan tentu saja berdasarkan pengalaman dia sendiri sebagai gitaris.

Seorang guru akan lebih banyak menganalisis permasalahan yang dihadapi murid-muridnya, memberikan metode latihan yang tepat buat muridnya sesuai dengan yang dibutuhkan. Mengarahkan dan memberikan motivasi.

Tidak hanya itu seorang guru juga diharapkan punya wawasan yang luas, karena latar belakang murid-murid yang bervariasi sehingga dapat menggali potensi murid-muridnya. 

Mendengarkan berbagai jenis musik, dan juga menganalisisnya sehingga dapat membedakan style of music yang tentu saja akan bisa mengarahkan ke style of play yang disesuaikan dengan jenis musik yang sedang dilatih oleh siswa.

Lalu bagaimana dengan komposer dengan mayor instrumennya gitar? Yang pasti seorang komposer atau pencipta lagu tentu saja menciptakan karya-karya. Baik itu karya-karya yang sifatnya individu atau bisa juga pesanan, atau permintaan dari pihak lain. 

Sebagai komposer secara tidak langsung dia juga bisa meng-aransemen, atau istilahnya adalah arranger. Perbedaannya tentu saja komposer lebih pada penciptaan karya yang original dibanding dengan arranger yang mengaransemen sebuah karya yang sudah jadi menjadi sesuatu yang berbeda.

Seorang komposer juga tidak harus bisa bermain gitar sebaik seorang gitaris. Walaupun idealnya seorang komposer harus bisa bermain indah juga. Fokus dia adalah bagaimana menciptakan nada-nada dan harmoni-harmoni yang indah. 

Komposer juga tidak hanya bisa mengkomposisi permainan gitar karena ini bagian dari mayor instrumennya, namun sering kali mereka mampu untuk mengkomposisi sebauh karya diluar dari instrumen mayornya.

Dari ketiga ini saja kita bisa melihat sudut pandang yang sangat berbeda dari tiap masing-masingnya. Bisa jadi seorang gitaris juga merupakan seorang guru dan juga komposer. Bisa juga seorang gitaris tidak selalu bisa menjadi guru yang baik namun bisa membuat karya yang baik.

Jadi pada akhirnya kita sendiri yang akan menentukan ingin fokus ke arah yang mana. Menjadi hanya gitaris dan perform, atau menjadi guru gitar dan menyalurkan ilmu yang didapat ke murid-muridnya, atau menjadi seorang komposer dengan menhasilkan karya-karya musik, atau menjadi ketiga-tiga yang mana dibutuhkan komitmen yang luar biasa besar.

Buat kamu yang saat ini sedang belajar gitar, hal ini bisa menjadikan tujuan akhir lebih jelas. Apakah nantinya kamu ketika sudah jago bermain gitar ingin menjadi gitaris dan bermain dalam gig-gig atau mau membagikan pengalaman kamu menjadi gitaris dan memutuskan menjadi pengajar gitar atau kamu ingin hanya fokus menciptakan karya-karya musik.

Semoga bermanfaat.

Cek, les gitar online dimana saja dengan biaya hemat, klik disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d