Langsung ke konten utama

Alasan Penting Kenapa Kamu Harus Kembali ke Teknik Dasar (Walaupun sudah bisa bermain Gitar)


Sebuah cerita pendek. Pengalaman ketika saya belajar gitar di Melbournne selama dua tahun (kursus musik di Melbourne, klik disini) Kala itu saya belajar langsung dengan pemilik kursusannya yaitu Michael Avery. Beliau selain sebagai guru gitar klasik juga dosen di Universicy of Melbourne.

Waktu itu saya butuh bimbingan seorang guru untuk membantu saya lulus ujian ABRSM hingga grade 8. Tentu saja yang saya pelajari saat itu adalah materi yang akan diujikan. Tapi yang menarik adalah salah satu latihan utama saya selama belajar bersama Michael adalah teknik dasar.

Bahkan saya sempat terkejut, karena memang yang difokuskan adalah pembentukan tone yang baik. Dan pada saat itu itu adalah permasalah yang paling utama. Jadilah saya diberikan materi arpeggio dasar dari Giuliani yang berasal dari grade beginner.

Sebagai murid yang baik, saya mempercayakan semuanya ke Michael dengan mengikuti semua saran dan latihan yang diberikan. Akhirnya hal ini membuahkan hasil ketika hasil ujian grade 8 ABRSM saya keluar. Saya mendapatknya nilai 133 dari total 150, dan masuk kategori Distinction.

Diluar hal yang saya bayangkan, bagaimana teknik dasar bisa mengubah sebegitu besar pada hasilnya.

Banyak dari kita ingin terlihat keren, fancy dengan memainkan lagu-lagu yang sulit. Sedangkan saya malah berbalik dimana prinsip saya bagaimana memainkan lagu yang sederhana namun tetap terdengar indah.

Fokus pada teknik dasar dalam bermain gitar ternyata mengatasi banyak hal. Banyak hal maksudnya permasalah kita sebagai pemain gitar yang kita temui di lagu-lagu tertentu atau di teknik-teknik yang lebih rumit.

Kembali ke diri masing-masing apakah kita mau untuk "turun" tingkat agar kita bisa melihat lebih dalam permasalahan yang sedang kita hadapi.

Tidak jarang saya menemui siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya baik itu yang tatap langsung di studio maupun tatap langsung melalui media internet (kursus online) memiliki permasalahan yang mendasar. Jadi tidak bosan saya sebagai guru akan selalu mengingatkan untuk tetap melatih teknik-teknik dasar gitar itu tadi.

Yang menjadi pertanyaan adalah kita yang sudah bisa bermain gitar setidaknya sudah di tahap intermediate ke atas bisa jadi sudah tahu tentang teknik-teknik dasar tersebut. Saking sederhananya malah jadi meremehkannya hingga lupa bahwa esensi permainan gitar banyak sekali berasal dari teknik dasar tersebut.

Contoh sederhana adalah penamaan not-not di fretboard, atau memainkan scale atau tangga nada dan ritme sebagai dasar bermusik. Apakah kita hanya tahu atau benar-benar menguasainya?

Bisa jadi teknik-teknik dasar akan membuat bosan latihan gitar kamu. Sayangnya apa yang lebih penting dari pondasi sebuah bangunan, cat yang indah tidak akan membuat sebuah rumah kokoh. Begitu juga dengan teknik dasar, ketika kita selalu melatih teknik dasar ini maka seharunya teknik kita akan semakin baik tiap harinya.

Semoga bermanfaat.

Belajar teknik dasar gitar dengan benar, klik disini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d