Langsung ke konten utama

8 Hal Kenapa Kamu (Bisa) Gagal Belajar Gitar Otodidak


Suatu hari kamu melihat temanmu bermain gitar, dan terlihat sangat menyenangkan. Belum lagi gitar itu instrumen yang sepertinya gak mahal, mudah dibawa dan mudah dipelajari. Apalagi di youtube banyak sekali cover-cover gitar dan tutorial cara bermain gitar dengan berbagai pilihan pengajar.

Akhirnya kamu memutuskan untuk belajar gitar juga supaya bisa main gitar kaya temenmu tadi. Dan memutuskan belajar gitar dengan cara otodidak, karena bisa jadi kamu saat ini belum ada biaya untuk kursus gitar karena harus bayar bulanan.

Namun sebelum kamu belajar gitar secara otodidak kamu harus tau ada hal-hal yang membuat kamu (bisa) gagal belajar gitar secara otodidak. Dibawah adalah hal-hal yang sering terjadi ketika belajar gitar otodidak, sebagian akan membuat frustasi sehingga bisa saja membuat kamu berhenti latihan dan gagal belajar gitar. Apa saja? beberapa diantaranya adalah yang saya jabarkan dibawah ini. 


1. Langsung Belajar Kunci Dasar

Hal pertama yang biasanya dilakukan orang-orang yang belajar gitar secara otodidak adalah belajar kunci-kunci dasar. Walaupun sebenarnya istilah ini kurang tepat, yang tepat adalah belajar akord-akord dasar gitar. Perbedaan antara kunci dan akord bisa kamu baca disini.

Sebagian orang akan bisa dengan mudah dengan belajar akord-akord dasar gitar ini, yang didominasi dengan open chords. Tapi kenyataannya yang tidak berhasil itu lebih banyak. Kenapa ini menjadi kendala? 

Bermain akord di pelajaran pertama memberikan kelemahan, yaitu tidak memahami perbedaan nada. Akord yang dimainkan bersamaan (genjreng/strumming) lebih susah diidentifikasi dibanding memainkan memainkan 1 nada/not.

Bermaian akord artinya menggerakkan beberapa jari secara bersamaan. Sebagai pengajar yang punya pengalaman mengajar murid dari usia dini hingga dewasa saya melihat ini sesuatu yang tidak mudah dilakukan, hanya beberapa dari mereka yang bisa dalam waktu singkat. 

Jadi yang utama adalah bagaimana kita melatih menggerakkan jari-jari secara satu per satu untuk mengaktifkan otot-otot tanpa menggangu pergerakan jari yang lain. Ketika tiap jari-jari sudah mulai terbiasa menggerakkan tanpa hambatan yang berarti maka akan lebih mudah dalam memainkan akord-akord tadi.


2. Tidak Tau Posisi Gitar Yang Benar

Hal utama dalam bermain gitar adalah posisi. Baik itu posisi memegang gitar, postur tubuh, hingga posisi peletakan jari-jari pada gitar, baik itu jari-jari di tangan kiri dan kanan. 

Posisi inilah yang berakibat luas ke banyak hal. Buat sebagian orang ada yang dengan mudah menggerakkan dan memaksakan ototnya untuk bergerak dan menekan nada di posisi tertentu. Namun sering kali berakibat pada nada lain yang menjadi tidak bersih. 

Posisi bermain dan posisi jari pada fretboard menjadikan hal yang krusial seefektif apa kita bermain gitar.


3. Belajar Tuning Tanpa Tau Nada

Dengan adanya smartphone sangat mudah untuk medapatkan aplikasi untuk mentuning gitar. Kita akan sangat dimudahkan. Sebagain dari mereka hanya menggunakan tanpa tau esensi bahwa ada nada yang dimainkan dan di standarkan (tuning).

Saya menemui orang-orang yang hanya menyetem gitarnya (dengan aplikasi) tapi suka melupakan nada-nada yang di tuning. Padahal nada-nada itu merupakan dasar dari permainan di gitar. 

Penggunakan aplikasi tanpa mencoba mendengarkan nada yang dihasilkan membuat telinga kurang sensitif terhadap nada. Berbeda dengan saya jaman dulu tuner merupakan tools yang cukup mahal. Namun tuner jaman dahulu (garpu tala) membantu kita untuk mengenal nada, mendengarkan nada lebih seksama.

Saya terutama, lebih banyak mentuning gitar dengan mengandalkan pendengaran, karena ini juga bagian dari latihan. Mengenal nada dan frekuensi nada, melatih pendengaran hingga lebih sensitif terhadapa nada. 


4. Tidak Berlatih Rutin dan terstruktur

Karena otodidak umumnya orang latihan gitar hanya ketika waktunya senggang saja, tidak ada target tertentu. Atau latihan turin namun tidak terstruktur. Latihan yang baik ketika materinya tidak lompat-lompat, sehingga fokus disatu part terlebih dahulu sampai bisa, abru dilanjutkan ke berikutnya.

Ada juga yang tidak bisa latihan lutin karena terkendala waktu dan alat. Misal belajar gitar dengan menggunakan gitar pinjaman. Jadi hanya bisa latihan kalau gitar pinjamannya sedang tidak di pakai.

Hal ini juga otomatis menjadi mood belajar berkurang. 


5. Belajar Petikan Yang Penting Bunyi

Salah satu yang kita mainkan di gitar adalah memainkan lagu-lagu dengan petikan. Teknik petikan sendiri adalah salah satu teknik dasar, dimana ketika memetik dengan teknik jari (fingerpicking) menggunakan, jempol dan jari-jari yang lain.

Namun sesekali saya menemukan teknik petikan yang hanya menggunakan jempol dan satu jari (telunjuk). Itu yang dari segi teknik.

Namun hal yang mendasar adalah petikan itu tidak hanya sekedar bunyi, petikan harus dimainkan sesuai dengan porsinya dan disesuaikan dengan jenis lagu yang dimainkan. Dengan tidak mengedepankan teknik, dan hasil suara, maka memainkan gitar akan terasa lebih sulit.


6. Belajar Melodi Hanya Dengan Meniru

Saya adalah salah satunya, karena ini langsung bisa main melodi lagu tertentu akhirnya coba meniru lagu aslinya tanpa tahu melodi tersebut main di kunci apa atau penjariannya harus gimana dan lain sebagainya.

Bukan sepenuhnya ini membuat gagal, namun cara ini pada akhirnya tidak efektif, karena jika kita benar-benar paham apa yang kita mainkan (tidak sekedar meniru), akhirnya jika kita lupa pada bagian tertentu kita akan dengan mudah mencari melodinya lagi.

Pada akirnya menirukan saja apa yang dimainkanya tidaklah cukup. Dan seiring berjalannya waktu dulu saya sering merasa frustasi karena tidak tau apa yang mereka mainkan, ibarat ingin baca banyak buku cerita tapi gak bisa baca.


7. Berlatih Hanya Dengan Tabulasi

Ini juga salah satu metode belajar gitar yang digemari, karena ini pada dasarnya untuk lebih mudah menirukan (point no 6). Tidak bisa disangkal ini adalah salah satu cara yang memudahkan. Namun jangan diambil mentah-mentahnya.

Dalam tabulasi umumnya tidak di jelaskan nada apa, dan ritme/ketukannya. Efeknya permainan jadi tidak sedetail orang-orang yang paham akan nada dan ritme. Ketika hanya mengandalkan tabulasi tanpa pengetahuna musik yang lebih sering kali ini akan lebih frustasi dari keliahatannya.


8. Tidak Tahu Lagu Yang Mudah

Belajar otodidak biasanya termotivasi karena ingin bisa memainkan lagu-lagu favorit kamu di gitar. Hanya saja mereka (terutama pemula) tidak tahu lagu tersebut mudah atau susah. Mikirnya lagunya enak banget, yaudah cari tutorialnya, nyoba mainin trus berasa susah, akhirnya lompat lagu yang lain. Dan begitu seterusnya.

Sampai diposisi yang menjenuhkan karena dirasa tidak bisa-bisa, berakibat merasa bermain gitar itu susah. Padahal tidak selalu, asalkan tahu lagu yang mudah itu seperti apa, atau bagaiman lagu dimainkan dengan cara lain sehingga bisa dimainnkan dengan lebih mudah.


8 hal tadi bisa menjadi kamu gagal atau menyerah. Tapi kamu harus ingat bahwa belajar bermain gitar adalah suatu pengalaman yang panjang, jadi kamu harus menikmati prosesnya. Sebagian orang belajar dengan sangat cepat dan tidak sedikit orang yang belajar hingga tahunan namun mainnya cuma gitu-gitu aja. 

Buat kamu yang yang belajar gitar secara otodidak namun gak pengen buang-buang waktu trial dan error, kamu bisa cek kursus gitar online yang saya buat, bisa cek disini. Jadi kamu tidak takut lagi melakukan kesalahan-kesalahan dan bikin kamu frustasi yang bisa menghabiskan waktu kamu secara cuma-cuma.

KLIK DISINI


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d