Langsung ke konten utama

Kebiasaan Buruk Bagi Pemula Yang Belajar Gitar

Sebagai gitaris pemula, atau yang baru belajar gitar, hal-hal dibawah adalah hal-hal yang sering saya temui pada murid-murid saya. Bisa jadi berbeda dengan kebanyakan orang, namun beberapa hal dibawah ini juga pernah saya alami ketika dulu saya belajar gitar pertama kali. Kebiasaan buruk ini sering kali menjadi hambatan ketika belajar gitar, diataranya adalah :


1. Tidak Menyetem Gitar Sebelum Latihan

Ini adalah klasik banget. Kalau jaman dulu alat men-stem gitar itu harganya mahal, sedangkan sekarang orang bisa menyetem gitar hanya dengan aplikasi yang tersemat di smartphone. 

Menyetem gitar atau mentuning gitar ini bukan saja menjadi standar agar gitar yang dimainkan tidak sumbang, namun juga pemahaman sound dan nada. Gitar yang fals atau sumbang akan membawa kebiasaan buruk bahwa suara dan nada yang dihasilkan gitar memang seperti itu. 

Padahal sangat penting ketika gitar yang dimainkan menghasilkan nada yang benar, dengan tune yang benar, sehingga nada-nada yang terekam di dalam kepala kita adalah nada-nada yang benar, bukan nada-nada yang fals. Dari sini insting terhadap nada akan terlatih.


2. Tidak Mengenal Gitarnya

Ini sering kali terjadi orang tidak tau gitarnya. Maksudnya adalah, gitarnya itu adalah termasuk tipe gitar apa, akustik atau klasik. Tidak jarang saya temui seorang pemula membeli gitar seadanya. Tidak mengetahu senar yang digunakan gitarnya. Sehingga asal pasang saja ketika senarnya putus satu perlu mengganti satu senar saja harus mengganti senar satu set.

Tidak mengenal gitarnya artinya dia juga tidak akan tahu cara merawat gitarnya. Ketika girarnya tidak terawat, tidak akan tahu bagaimana gitarnya bisa menghasilkan suara yang maksimal sehingga mudah dimainkan untuk dia. Misal meletakkan gitar yang benar, atau dimana sebaiknya tempat menyimpannya. 


2. Tidak Mengganti Senar Secara Rutin

Kalau tidak putus tidak perlu mengganti senar ada benarnya. Bisa kita bayangkan buat kita yang memiliki kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil apakah kita hanya akan mengganti oli dan menservisnya ketika kendaraan tersebut mogok? atau kita harus rutin berkala mengganti oli dan menservis kendaraan kita?

Tentu saja kita ingin menggantinya berkala, ini tetap ada hubungannya dengan point nomer dua. Jika seseorang mengenal gitarnya, dia ingin suara gitar selalu dalam kondisi prima, nyaman dimainkan dan suara yang dihasilkan juga maksimal. Salah satunya adalah mengganti senar gitar secara rutin.


3. Malas Bermain Barre Chord

Saya teringat ketika dulu awal-awal belajar gitar setiap bertemu dengan akord F, Bm dan sejenis yang membutuhkan teknik barre langsung saja saya skip, atau malas untuk mainkannya. 

Intinya saya hanya mau main gitar dengan akord yang mudah-mudah saja. Hal ini jadi hal yang kurang baik, karena saya menjauhi apa yang namanya tantangan. Ketika kita menjauhi tantangan atau takut akan lagu yang sulit maka sebenernya kita sedang menolak untuk berkembang.


4. Tidak berlatih Menggunakan Metronome

Metronome adalah alat pembuat ketukan. Ketukan adalah yang menetukan panjang pendeknya sebuah nada, dimana metronome bisa membuat suara ketukan yang konstan dengan kecepatan (tempo) yang bervariasi.

Berlatih menggunakan metronome selain melatih ketukan juga otomatis melatih tempo. Kita tahu bahwa setiap lagu memiliki tempo yang berbeda-beda. Dengan berlatih menggunakan metronome kita akan melatih kontrol kecepatan lagu dan tentu saja nilai ritme yang lebih sempurna.

Hal ini baik untuk kita yang akan membatu kita baik dalam permainan tunggal, dua atau grup.


5. Memegang Gitar Seenaknya

Posisi memegang gitar adalah yang suka dilupakan orang ketika bermain gitar. Kenyataannya adalah posisi bermain gitar akan menentukan teknik bermain gitar dengan lebih efektif. Posisi yang baik akan membuat bermain gitar lebih mudah, dan baik untuk otot-otot tubuh, tidak hanya jari, namun juga pergelangan tangan, hingga anggota tubuh yang lainnya.


6. Jarang Latihan

Berlatih hingga 3 jam dalam satu hari tentu saja sangat baik, tapi kalau latian gitar selama 3 jam dalam satu hari dan hanya berlatih seminggu sekali ternyata tidak terlalu efektif. Dari pengalaman saya latihan rutin tiap hari buat pemula walaupun hanya 15-25 menit tiap hari jauh lebih efektif dari pada latihan dalam waktu yang lama namun hanya seminggu sekali.


7. Terlalu Banyak Informasi

Ketika  belajar gitar tentu saja kita ingin cepat-cepat bisa bermain lagu atau teknik tertentu. Dengan era digital saat ini mendapatkan informasi tentang bermain gitar bisa didapat dengan cukup mudah, baik itu yang gratisan maupun yang berbayar sehingga kita akan tergerak ingin mencoba banyak hal di waktu yang sangat berdekatan.

Informasi yang terlalu banyak membuat belajar gitar menjadi kehilangan fokus alih-alih menjadi cepat, malah akan memperlambat penguasaan di lagu tertentu atau skill tertentu menjadi terhambat.


8. Bermain Terlalu Cepat

Entah kenapa sebagian dari kita termasuk saya ada kecenderungan bermain terlalu cepat. Atau yang awalnya bermain dengan tempo lambat, namun lama-kelamaan mainnya menjadi tambah cepat.

Agar tidak bermain terlalu cepat maka latihan gitar membutuhkan metronome, yang ada di point nomer 4. Diluar menggunakan metronome atau tidak, bermain terlalu cepat otomatis membutuhkan kecepatan lebih dan berpikir lebih cepat. Dengan bermain lebih cepat untuk pemula yang baru belajar gitar tentu saja akan menjadi kesulitan. 

Kadang kurang menyenangkan bermain terlalu lambat. Namun penting sekali bermain sesuai dengan tempo dan tidak berhenti di tengah-tengah lagu yang akan membuat lagu tersendat-sendat kaya handphone yang mendadak kehilangan sinyal :-).


9. Tidak Mau Belajar Teori Musik

Belajar teori membosankan, main gitar ya enaknya langsung praktek. Sama kaya belajar sepeda kalo asal kayuh aja belum tentu bisa? kenapa? karena teorinya dia harus bisa menjaga kesimbangan, harus bisa mengatur kecepatan, harus bisa mengerem, harus bisa berbelok, harus bisa membaca situasi sehingga sekitar dan medan yang dilalui. Jadi naik sepedanya aman sentosa.

Tidak bisa dipungkiri teori musik tidak adalah satu kesatuan ketika kamu ingin belajar gitar. Hal ini tampak membosankan, tapi nantinya akan memudahkan kamu ketika praktek bermain gitar.


9 point tadi bisa jadi lebih dari ini, namun ini berdasar pengalaman saya yang sering saya temui dari pengalaman pribadi saya dan juga murid-murid saya. Jika kamu ada tambahan atau masukan lain bisa langsung tulis di komentar.

Semoga bermanfaat.


Belajar gitar, dimanapun, kapanmu dengan biaya hemat? cek disini


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d