Langsung ke konten utama

Membeli Gitar Bergaransi

Suatu sore saya sedang asik browsing di internet, dikarenakan saya seorang gitaris maka saya browsing tidak jauh-jauh dengan yang namanya gitar. Saya ketikan sebuah merek gitar luar, gitar akustik, saya tekan enter dan keluarlah hasil pencarian dari google.

Dari 10 list di halaman pertama ada satu situs yang menarik saya, situs itu menelaah 12 gitar akustik dengan kisaran harga antara $600-$1000 atau sekitar 6 sampai 10 juta rupiah. Buat orang Indonesia gitar-gitar tersebut pastinya sudah dianggap mahal. Sebenarnya gitar-gitar dengan harga kisaran segitu adalah gitar entry level. Jadi gitar-gitar yang biasa dipakai untuk yang belajar gitar ke arah profesional.

Dari 12 gitar tersebut terdapat nama-nama besar seperti Yamaha, Seagul, Takamine, Taylor, hingga Martin. Mungkin yang pernah tau gitar merek Martin dan Taylor, masa sih martin dijual semurah itu? Jika dilihat dari segi bisnis, Martin juga merambah pasar entry level (beginner). Tapi tentu saja kualitasnya berbeda dibandingkan dengan gitar-gitar mereka dengan harga diatas $4000.

Hal menarik pertama yang saya perhatikan adalah bukannya membaca review satu persatu gitar tersebut. Jadi mata saya langsung tertuju kearah bahan yang dipakai di gitar-gitar tersebut. Ternyata di kisaran harga tersebut kesemuanya menggunakan bahan solid spruce/cedar di bagian top bodinya. Hal ini berarti kayu spruce (bukan triplek spruce), sudah menjadi sebuah standar, terkadang diganti dengan kayu cedar (bukan triplek cedar)

Solid Spruce (kayu spruce) menghasilhan suara yang lebih baik daripada triplek, dan hal ini yang membedakan dengan gitar-gitar dengan kisaran harga dibawah $400 (4 juta rupiah).

Dari 12 gitar tersebut banyak juga yang menggunakan bahan all wood untuk material bagian back and side bodi gitarnya, ini juga sangat berpengaruh pada suara yang dihasilkan, mulai dari kayu mahogani hingga rosewood. namun ada juga yang mengkombinasikan dengan solid wood di bagian back bodinya dengan triplek laminasi dibagian side-nya.

Dari kisaran harga itu bisa dipastikan kayu-kayu nya digunakan bukanlah yang high grade, alias standar. Ada seorang luthier (pengrajin gitar) diluaran sana yang mematok harga gitarnya $5800, dan dia juga membuat gitar dengan harga $700, yang membedakan adalah gitarnya yang berharga 50 juta rupiah keatas tadi menggunakan high grade solid wood dengan kelas setidaknya AAA, dibanding yang berharga $700 dengan solid wood (tanpa kelas).

Bisa dipastikan kualitas bahan menjadi sebuah patokan harga jual. Nah, dari 12 gitar tersebut yang paling menarik adalah kesemuanya bergaransi. Ada yang bergaransi 1 tahun, ada yang 5 tahun bahkan ada yang limited lifetime warranty, artinya dari garansi disini khususnya untuk alat musik adalah, garansi mengenai bahan dan servis. Jadi garansi tidak mencakup kerusakan parah yang mengakibatkan gitar diganti secara utuh seperti baru. Termasuk dengan garansi seumur hidup (limited lifetime warranty).

Namun garansi disini juga memberikan arti bahwa gitar disebut dijamin kualitasnya, misal mereka menyebutkan menggunakan kayu kelas AA, maka itulah yang kita dapat, garansi suara gitar juga termasuk kategori ini. Misal, sebuah gitar dibeli dengan garansi, dalam seminggu pemakaian ternyata sang pembeli tidak sesuai dengan suara yang dihasilkan, maka gitar bisa dikembalikan dan ditukar dengan yang lain.

Secara garis besar gitar-gitar yang dijual dengan kisaran harga tersebut semuanya memiliki garansi, lalu saya teringat 3 bulan sebelumnya saya pernah datang ke sebuah toko musik terbesar di Jogja, saya melihat sebuah gitar Epiphone seri Elvis Presley, harga diatas 5 juta. Saya mencobanya, suaranya lumayan ok, lalu saya memperhatikan didalam bodynya tertulis "warranty". Saya langsung menanyakan ke penjaga toko, "gitar ini garansi? berapa lama?", ternyata jawabannya sangat mengecewakan, ternyata dari pihak toko sama sekali tidak mau memberikan garansi gitar tersebut, lucu kan.

Saya jadi bertanya-tanya apakah kita bisa mempercayai gitar-gitar yang dijual di toko-toko musik? Well untungnya saya saat itu memang tidak ingin membeli gitar baru  dikarenakan dirumah saya sudah memiliki gitar yang bergaransi, lifetime warranty, hoho. Ya, sebenarnya ada juga yang memberikan garansi pada instrumen yang dijual. Kalau rata-rata toko musik di Indonesia tidak berani memberikan garansi, berbeda hal nya dengan jika kita memesannya langsung pada luthiernya. Biasanya mereka memberika garansi, rata-rata garansi 1 tahun.

Berbeda dengan gitar saya miliki, zianturi gitar memberikan lifetime waranty. Yup, garansi seumur hidup. Yang termasuk garansi yang seperti saya jelaskan diatas. lifetime yang berarti seumur hidup mengartikan bahwa gitar zianturi ini memang di desain untuk tahan dalam jangka waktu yang sangat lama, tanpa menurunkan kualitasnya, dan selama home industri ini masih berjalan servis apapun masih bisa didapat secara gratis dalam bentuk pelayanan.

Jadi buat kamu yang menginginkan sebuah gitar yang "aman", carilah yang memberikan garansi. Tanyakan toko yang menjual, atau luthier dimana kamu pesan gitar tersebut, kira-kira dari harga yang mereka berikan pelayanan apa yang kamu bisa dapatkan.

Buat kamu yang pingin tau salah satu gitar bergaransi bisa lihat postingan saya sebelumnya tentang Gitar Ajaib disini

Komentar

  1. Bahkan untuk sebuah gitar Taylor di Diana music jogja pun, tidak bergaransi, meskipun harganya di atas 6 jt rupiah....ada apa yaa gitar semahal itu beli baru, kok kayak beli 2nd mint condition...

    BalasHapus
  2. Bahkan untuk sebuah gitar Taylor di Diana music jogja pun, tidak bergaransi, meskipun harganya di atas 6 jt rupiah....ada apa yaa gitar semahal itu beli baru, kok kayak beli 2nd mint condition...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d