Langsung ke konten utama

10 Hal Penting Yang Saya Pelajari Selama 30 Tahun Bermain Gitar

Bisa bermain gitar tentu saja menyenangkan, terutama jika kamu bisa memainkan lagu-lagu favoritmu. Banyak hal yang bisa kita ambil manfaatnya dari seseorang sudah lebih lama atau punya pengalaman lebih bermain gitar. 

Kali ini saya akan berbagi pengalaman saya selama hampir 30 tahun bermain gitar, semoga dari cerita kecil saya ini bisa menjadikan inspirasi buat kamu yang membacanya.

Setidaknya ada 10 hal penting yang saya pelajari selama saya bermain gitar


1. Tidak Semua Gitar Bersuara Sama

Pada awal-awal saya belajar gitar, saya hanya tau suara gitar yang hanya seperti itu. Contoh gitar klasik, secara bodi, bentuknya identik, kadang yang membedakan hanya warnanya Ada gitar klasik yang warnanya lebih kekuningan, ada pula yang warnanya lebih gelap dan lain sebagainya. 

Walaupun gitar klasik itu punya bentuk yang sangat identik satu dengan lainnya ternyata mereka memiliki suara yang berbeda. Ini karena banyak faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah penggunakaan material (kayu) yang berbeda dan konstruksi dari gitar klasik itu sendiri yang tidak semua gitar klasik sama.

Begitu juga dengan gitar akustik dan elektik. Bentuk gitar akustik dan elektrik ini berbeda-beda. Bentuk dari gitar yang berbeda secara langsung mempengaruhi suara gitar itu sendiri. Ditambah dengan penggunakaan jenis pick up (pada gitar gitar elektrik) yang berbeda juga menghasilkan suara yang berbeda.


2. Informasi tidak Sama Dengan Skill Bermain Gitar.

Informasi tentang bagaimana cara bermain gitar sangat berlimpah di internet. Orang-orang sangatlah mudah mengakses sebuah informasi sehingga sebagian orang menjadi haus akan informasi. Sayangnya kemampuan bermain gitar (skill) tidak cukup hanya sekedar tahu.

Informasi yang didapat dari buku, internet, kursus sebenarnya hanyalah sebagian kecil saja, yang menentukan skill seorang gitaris adalah jika informasi tersebut (ilmu) dipraktekkan dalam permainan gitar. Informasi (ilmu) yang didapat akan menjadi maksimal ketika langsung diterapkan pada permainan gitar.


3. Menghafal Akord Tidaklah Cukup

Ketika saya awal-awal belajar gitar ketika saya masih di bangku SD adalah bermain akord, memainkan lagu-lagu sederhana. Konsep ini kadang terbawa ke tahun-tahun berikutnya belajar gitar. Ngafalin akord untuk bisa memainkan lagunya. 

Kenyataannya teknik dan skill saya tidak meningkat secara signifikat, ditambah lagi saya waktu itu belajar secara otodidak. Ketika saya mengambil kursus, dan belajar ke 4 guru gitar ditambah 2 guru musik lainnya barulah wawasan bermusik saya terbuka. Dengan menemukan begitu banyak akord yang ada, menghafal form akord kadang malah menjadi batu sandungan

Dengan tidak murni menghafal bentuk dan lebih memahami esensi nada-nada yang kita mainkan di gitar malah membuka lebih banyak voicing-voicing yang saya butuhkan. Ini berguna untuk memahami karya orang lain dan juga untuk saya sendiri ketika mengaransemen sebuah lagu atau menciptakan lagu.


4. Pentingnya Interval Nada

Salah satu landasan musik dan juga bermain gitar adalah bermain scale atau tangga nada. Namun ini tidaklah cukup. Yang terpenting adalah membedakan dua nada apakah dia terdengar mayor, minor, diminished atau augmented. 

Tangga nada adalah aplikasi dari ilmu interval. Dari sinilah kita bisa membedakan rasa yang dihasilkan dari satu nada ke nada yang lain, hingga terciptanya sebuah harmony hingga lagu.


5. Membuat Karya atau Bermain Improvisasi

Awal bermain gitar, saya lebih banyak cover lagu-lagu favorit. Pada akhirnya sebagai seorang gitaris ternyata bermain cover tidaklah cukup. Sebagai gitaris salah satunya pencapaiannya adalah membuat karya, membuat karya akan banyak melatih imajinasi dan kreativitas. 

Tentu hal ini dimulai dari latihan berimprovisasi. Karya ini akan menentukan jati diri seorang gitaris. dan menjadikan dia berbeda satu dengan lainnya. 

Berimprovisasi artinya bagaimana kita sebagai gitaris bisa fit-in pada musik-musik yang sedang kita mainkan. Bukan memainkan lick yang sama terus menerus, tapi seorang gitaris harus selalu berkreasi baik dari permainan gitarnya, solo atau lick sehingga bentuk-bentuk lick yang diciptakan itu menjadi satu kesatuan yang utuh dengan instrumen lainnya.


6. Sering latihan Tidak Selalu Lebih Baik

Banyak yang bilang bahwa main gitar yang penting pengulangan terus menerus, makin banyak waktu yang dipakai untuk latihan maka makin baik. Itu tidak sepenuhnya benar. Dari pengalaman saya ketika belajar gitar adalah tentu saja harus berlatih secara rutin namun dalam latihan juga perlu break.

Latihan dengan kualitas yang baiklah yang lebih menentukan. Latihan dengan good habit dan fokus jauh lebih baik dari pada latihan yang terlalu lama namun terdapat banyak bad habit.

Bad habit sendiri nantinya akan menjadi batu sandungan ketika kita ingin meningkatkan skill kita bermain gitar. Jadi menurut saya latihan rutin semampunya, dan jangan lupa "take a break". Maksudnya latihan 5 hari, istirahat sehari. Atau lingkup yang lebih kecil adalah latihan tiap 20-25 menit lalu istirahat, lalu latihan lagi 20-25 menit. Ini lebih baik dari pada latihan 4 jam nonstop.


7. Belajar Otodidak vs Dengan Guru

Belajar otodidak ternyata menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga dikarenakan proses trial dan error. Ilmu bermain gitar ini bukan ilmu baru, dan keilmuan ini juga ada di Universitas. Jadi buat kamu yang bisa membayar guru untuk mengajari bermain gitar sangat dianjurkan. 

Untuk mendapatkan ilmu janganlah terlalu pelit, akhirnya ilmu itu kita sendiri yang merasakannya. Total-total saya belajar dengan guru (tidak satu guru) lebih dari 4 tahun dan belajar sendiri selama 10 tahun. Namun ilmu yang saya dapat dari guru-guru saya tersebut bisa bernilai lebih dari 300% dari pada secara sendiri.


8. Menantang Diri Sendiri

Sebagai gitaris, saya selalu mencoba menantang diri saya sendiri. Artinya selalu mencoba mencari tantangan baru, baik mencoba memainkan karya-karya yang lebih menantang, atau mencoba keluar dari kebiasaan musik yang saya suka saja. 


9. Memainkan Sesuatu Yang Sederhana

Disaat banyaknya teknik dan skill ini dan itu kadang saya malah lupa tentang esensi bermusik. Terlalu disibukkan dengan lagu dengan tingkat kesulitan advance kadang kala membuat pusing dan frustasi hingga malah titip "muak" bermain gitar.

Dititik ini kita harus ingat bahwa yang membuat bahagia bermain gitar adalah bukan lagu-lagu dengan tingkat kesulitan selangit, namun lagu-lagu yang bisa menyentuh hati. 

Akhirnya saya mulai belajar bermain lagu yang lebih sederhana dan begitu menyenangkannya memainkan lagu-lagu sederhana ini (baca; tingkat kesulitannya lebih rendah). Hal ini juga membuat saya bersemangat kembali bermain gitar seperti dulu.


10. Selalu Hijau

Sejago-jagonya kamu bermain gitar, akan ada juga gitaris lain yang lebih jago. Bermain gitar jangan dianggap sebuah kompetisi, kalaupun kamu bisa juara gitar itu hanya efek dari skill bermain gitar.

Bermain gitar adalah petualangan, akan selalu ada tantangan, Menjadi hijau adalah merasa ilmu atau skill gitar tidak merasa cukup. Dengan mindset ini kita akan selalu merasa kurang dan mencoba menjadi lebih baik terus.

Saya sebagai pengajar gitar merasa banyak belajar dari murid-murid saya. Begitu juga dengan teman-teman gitaris atau musisi lain. Mereka begitu menakjubkan sehingga dari sini membuat saya akan selalu termotivasi untuk bermain lebih baik.


Itulah 10 hal penting yang saya dapat selama belajar gitar, bisa saja ada yang terlewat, kamu yang memiliki pengalaman sama bisa share pengalaman kamu di kolom komentar. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d