Langsung ke konten utama

Mengenal Apa itu Bad Habit Pada Proses Belajar Gitar


Ketika saya belajar gitar pertama kali, saya sangat bersemangat sekali. Saat itu ayah saya membelikan sebuah gitar seadanya, itupun saya sudah senang sekali. Ini juga karena saya pada saat itu tidak tahu bedanya gitar bagus dan jelek, dan berpikiran semua gitar ya sama saja.

Karena sudah bersemangat untuk belajar gitar, akhinya semua info tentang bermain gitar saya coba lahap, tentu saja ini disesuaikan dengan kapasitas saya yang saat itu masih duduk di bangku SD.

Saat itu orang tua saya belum bisa menkursuskan saya untuk belajar gitar, ayah sayalah yang menjadi guru saya yang pertama kali. Itupun tidak berapa lama, ini di karenakan saya harus pindah kota untuk sekolah. Barulah setelah 5 tahun bergulat dengan belajar gitar secara otodidak, ayah saya mau mnegkursuskan saya.

Disitulah saya mulai di tempa dengan musik klasik, basic yang dapat dari belajar musik klasik saya pikir cukup baik walaupun saya hanya belajar selama satu tahunan saja dikarenkan masalah biaya dan faktor lain akhirnya saya berhenti kursus.

Disaat itulah saya kembali belajar gitar secara otodidak, sampai pada titik saya merasa mentok dan memutuskan untuk mengambil kursus gitar kembali.

Dari sinilah akhirnya guru saya memperbaiki banyak hal, ternyata selama ini saya sudah menimbun banyak bad habit, dan inilah yang menyebabkan kenapa saya susah berkembang.

Sekilas tentang bad habit adalah, sebuah kebiasaan ketika kita bermain gitar yang sebenarnya bisa mengganggu, pada titik tertentu hal itu tidak berpengaruh banyak pada kemampuan bermain gitar, namun di titik yang lain, terutama ketika ingin berkembang dalam konteks ini bermain gitar ke arah yang lebih tinggi (intermediate dan advance) ini bisa menjadi hambatan.

Contoh sederhana adalah ketika kita pertama menggerakkan jari-jari kita untuk bermain gitar kita akan melatih menggerakkan semua jari, dari jari telunjuk, tengah, manis, kelingking dan tentu saja jempol.

Dari semua jari tadi jari kelingking adalah jari yang dianggap paling susah untuk menekan dan digerakkan. Sebagian orang sangat menjauhi untuk melatih jari kelingking ini. Diawal-awal belajar gitar jari kelingking terlihat tidak terlalu penting, dirasa lemah dan enggan untuk digunakan.

Sebenarnya ini adalah bagian dari bad habit, karena sebenarnya kita sangat butuh jari kelingking sama besarnya dengan jari-jari kita yang lain, ambil contoh permaianan akord yang membutuhkan 4 nada, secara logika saja dibutuhkan 4 jari untuk menekan nada-nada tersebut.

Contoh bad habit yang lain adalah masalah jempol, sebagian orang menekan senar dengan "berpegangan" pada jempol yang menyantol di neck gitar, padahal jempol seharusnya bebas, dan posisi jempol bebas dimana saja yang fungsinya untuk menstabilkan posisi.

Dan masih banyak contoh bad habit lainnya, yang terkadang untuk pemula tidak selalu bisa melihat kendala ini. Namun ketika seseorang mau mengubah kebiasaan buruk tadi (bad habit) maka skill bermain gitar dia otomatis akan meningkat.

Saya teringat ketika saya belajar gitar klasik dengan guru saya di Melbourne, untuk pembentukan tone yang maksimal saya harus mengubah teknik saya. Teknik saya yang sudah terbentuk bertahun-tahun ternyata tidak baik dan susah untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Dan untuk mengubah kebiasaan tersebut saya membutuhkan setidaknya 2 tahun, dan ini jadi sangat menghabiskan waktu dan kesabaran tentunya.

Begitu juga dengan beberapa murid saya yang kursus gitar dengan saya, yang bukan dari nol, biasanya mereka membaca "bad habit", mereka datang belajar dengan saya dan merasa ada yang salah namun tidak tau masalahnya dimana, karena mereka merasa susah untuk berkembang. Pada dasarnya mereka menimbun bad habit sama seperti saya dulu.

Ini bukan berarti saya memiliki teknik paling baik, karena belajar gitar itu seperti sebuah petualangan panjang, jadi mungkin di masa depan saya juga akan menemukan bad habit saya sendiri (lagi) dan harus mengubahnya sehingga permainan gitar saya tetep bisa dipertahankan bahkan lebih baik.

Semoga bermanfaat.


Hindari bad habit ketika belajar gitar? cek kursus gitar online ini yang sudah diikuti lebih dari 200 siswa untuk memaksimalkan proses latihan gitar mereka, cek disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d