Langsung ke konten utama

5 Alasan Kenapa Gitar Susah di Stem (Tuning)


Lagi asik main gitar dari posisi open chord pindah ke permainan akord yang di posisi fret yang lebih tinggi tau-taunya nadanya sumbang?

Gak stem! atau isitilah musiknya nadanya gak tune, fals, atau sumbang. Padahal gitar sudah di tuning dengan tuner. Baru dimainkan sebentar saja ternyata sudah sumbang. Pernah seperti ini?

Jadi ada beberapa alasan kenapa gitar kamu mudah sumbang, fals atau susah untuk di stem.


Alasan Pertama

Alasan yang pertama adalah ketika menggunakan senar yang baru. Senar yang baru setidaknya butuh adaptasi ketika mulai dipasang di gitar. 

Material senar yang digunakan pada gitar tidak langsung pada posisi tarikan yang diinginkan sehingga  kondisi ini mengakibatnya nada yang tidak pas ketika pertama kali dipasang.

Senar gitar akustik dan elektrik setidaknya butuh waktu beberapa kali tarikan dan tuning ulang ketika pemasangan senar baru, dan kondisi senar masih kurang stabil setidaknya 1-3 hari kedepan.

Berbeda dengan senar gitar klasik yang butuh penyesuaikan lebih lama ketika dipasang pertama kali dibanding dengan gitar akustik, dari pengalaman saya untuk gitar klasik setidaknya butuh seminggu untuk mencapai tuning yang stabil.


Alasan kedua

Adaptasi ketika menggunakan ukuran senar yang berbeda, misal untuk gitar elektrik dari ukuran 0.9 diganti ke ukuran 0.11, dimana ukuran senar gitar 0.11 lebih tebal dan memiliki tegangan (kekuatan tarik) yang lebih besar.

Senar yang lebih tebal berakibat pada tegangan di neck dan bodi gitar, otomatis kondisi neck setidaknya harus di cek (setting ulang), karena umumnya kondisi ini akan mengakibatkan neck menjadi cembung. 

Kondisi neck yang cembung mengakibatkan skala yang tidak semestinya (memendek), sehingga nada menjadi sedikit sumbang. Jadi pastikan buat kamu yang ingin mengganti senar menggunakan ukuran yang sama, atau jika menggunkan ukuran yang berbeda sudah harus siap untuk menseting ulang neck.


Alasan ketiga

Peg head atau dryer (machine head) atau tempat mengikat senar pada headstock yang kurang baik. Tuning machine yang kurang baik mengakibatkan senar tidak terikat dengan kuat. 

Namun untuk kasus ini  cukup jarang, karena umumnya di harga dryer yang cukup murah tuning yang dihasilkan lumayan baik, hanya saja tingkat presisinya yang berbeda dengan rasio yang berbeda. 

Pemilihan dryer yang baik tentu lebih baik (upgrade) dari kondisi stok bawaan dari gitar sangat memungkinkan. Machine head yang baik adalah yang ketika diputar akan memberikan nada yang lebih akurat sehingga ketepatan nada lebih mudah didapat.


Alasan keempat

Kondisi neck yang muntir, ini kondisi yang cukup fatal, dimana kondisi neck seperti terpelintir. Kondisi ini selain agak sulit diperbaiki, juga sangat mempengaruhi nada di fretboard.

Kondisi ini bisa terjadi mungkin saja dikarenakan pemilihan neck untuk gitar yang tidak bagus, kurang keras, kurang kokoh dan kayu yang mudah berubah-ubah (kurang tua) karena cuaca ditambah konstruksi dari gitar tersebut yang tidak memenuhi standar pengerjaan.


Alasan kelima

Penggunaan skala yang salah. Neck gitar tentu dibuat dengan pengukuran yang tepat. Dimana pengerjaannya juga harus sangat tepat, perbedaan 0.5 mm saja sudah sangat perpengaruh pada ketepatan nada.

Ini adalah salah satu faktor terpenting dalam memilih gitar. Karena gitar dengan skala yang tidak tepat artinya nada-nada yang dimainkan sudah pasti akan berantakan. 

Contoh skala pada neck menggunakan ukuran 650mm, dimana ukuran jarak dari nut ke 12 seharusnya adalah 32.5mm, maka jika kamu menemui gitar dengan skala ini dan di fret 12 panjangnya lebih pendek atau lebih panjang dari 32.5mm maka dipastikan gitar tersebut kurang memiliki ketepatan nada.

Itulah beberapa alasan kenapa gitar kamu susah untuk di stem.


Semoga bermanfaat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni

Teori Penting Yang Harus Dikuasai Gitaris

Sebelumnya harus dibedakan antara teori dan teknik. Dari pengalaman saya, teori berjalan beriringan dengan prakteknya. Dimana teknik dan lagu adalah bagian dari praktek. Walaupun banyak gitaris yang tidak menguasai teori, tapi penguasaan teori ini penting untuk mengembangkan teknik. Banyak siswa-siswa saya yang belajar gitar dengan saya bisa dibilang sudah bisa bermain gitar, tidak hanya iringan bahkan juga bermain melodi. Tapi pada akhirnya mereka juga ingin tahu tentang teori. Ini di karenakan dengan teori musik, seorang musisi atau gitaris pada khususnya bisa membuka wawasan baru yang lebih luas. Untuk itu ada banyak teori yang bisa digunakan untuk mengembangkan permainan gitar, tapi saya akan jelaskan yang dasar saja. Yang pertama tentu adalah jarak nada (interval), contoh yang membedakan nada C dan D adalah jarak nada, hal ini juga berkenaan juga dengan kres/Sharp dan mol/flat. Selanjutnya adalah konstruksi tangga nada. Karena tangga nada itu banyak, biasanya dimulai d